Mengagetkan, Reaksi Tubuh pada Makanan Cepat Saji Sama Seperti ketika Terinfeksi Bakteri

Kamis, 10 Juni 2021 | 16:56 WIB
Mengagetkan, Reaksi Tubuh pada Makanan Cepat Saji Sama Seperti ketika Terinfeksi Bakteri
Ilustrasi junk food. (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah studi pada 2018 terhadap tikus menunjukkan bahwa sistem kekebalan kita ternyata merespon makanan cepat saji sama seperti menanggapi infeksi bakteri.

Pengetahuan ini menimbulkan pertanyaan baru tentang seberapa merusak makanan seperti burger atau pizza bagi kesehatan kita.

Dalam penelitian, tikus yang diberi makan setara "pola makan Barat" seperti tinggi lemak jenuh, gula, dan garam, selama sebulan, terbukti meningkatkan jumlah sel kekebalan dalam darah, seperti saat tubuh terinfeksi mikroba.

Terlebih lagi, kondisi yang dipicu makanan cepat saji ini dapat bertahan dalam jangka panjang, kata tim peneliti.

Baca Juga: Kenali Selulitis, Infeksi Bakteri yang Dialami Putra Zaskia Mecca

"Pola makan yang tidak sehat menyebabkan peningkatan tak terduga dalam jumlah sel kekebalan tubuh tertentu dalam darah tikus, terutama granulosit dan monosit ," kata salah seorang peneliti, Anette Christ dari University of Bonn di Jerman pada 2018.

Ilustrasi junk food. (shutterstock)
Ilustrasi junk food. (shutterstock)

Sel darah putih itu mengarahkan para ilmuwan ke gen tertentu yang aktif akibat makanan tikus, yakni gen yang mengandung sel progenitor, jenis sel yang bertanggung jawab untuk meningkatkan pasukan sel kekebalan tubuh.

Jejak ini penting, sebab, sel-sel yang terbentuk lebih dahulu memiliki semacam memori dalam menghadapi serangan bilogis apa pun.

Dengan kata lain, begitu tubuh mulai bereaksi terhadap pola makan cepat saji kemudian kembali ke pola makan yang sehat, mungkin tidak akan cukup untuk membatalkan perubahan yang sudah terjadi. Ini memiliki beberapa implikasi bagi kesehatan secara keseluruhan.

"Baru-baru ini ditemukan bahwa sistem kekebalan bawaan memiliki bentuk memori. Setelah infeksi, pertahanan tubuh tetap dalam keadaan waspada, sehingga mereka dapat merespon lebih cepat terhadap serangan baru," ujar rekan peneliti Eicke Latz dari University of Bonn.

Baca Juga: Kenali Infeksi Bakteri Salmonella, Bisa Fatal jika Tidak Segera Dirawat!

Biasanya hanya infeksi yang menghasilkan respons seperti itu, tetapi kali ini makanan juga dapat menyebabkan respon yang sama.

Artinya, peradangan dan masalah yang berkaitan dengan inflamasi ini, seperti diabetes tipe 2, dapat lebih mudah muncul di masa depan.

Untuk saat ini peneliti hanya memiliki bukti terhadap tikus. Jika reaksi ini juga terbukti dialami manusia, maka banyak hal yang membuktikan adanya hubungan antara pola makan tidak sehat dengan masalah kesehatan, seperti diabetes tipe 2, obesitas, dan penyakit jantung.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI