Vaksin Covid-19, Mungkinkah Vaksin Nasal Lebih Efektif dari Vaksin Suntikan?

Kamis, 10 Juni 2021 | 14:31 WIB
Vaksin Covid-19, Mungkinkah Vaksin Nasal Lebih Efektif dari Vaksin Suntikan?
Ilustrasi virus corona Covid-19, vaksin nasal. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Vaksin nasal yang langsung ditargetkan pada hidung sedang dipersiapkan sebagai alternatif vaksin intramuscular yang sekarang berlaku. Vaksin nasal ini diperkirakan akan lebih efektif daripada suntikan vaksin Covid-1, karena langsung menuju sumber utama penyebaran virus corona Covid-19.

Menurut Narendra Modi, Perdana Menteri India, vaksin nasal ini bisa meningkatkan dorongan vaksinasi anti-Covid di India. Karena itu, penting untuk mengetahui beberapa poin penting dari vaksin intranasal, mulai dari cara kerja hingga kelemahannya.

Cara kerja vaksin nasal ini pastinya berbeda dengan vaksin Covid-19 yang disuntikan melalui kulit lengan tangan. Vaksin nasal bekerja dengan cara menyemprotkannya ke area lubang hidung. Vaksin nasal ini juga bisa dilakukan dengan atau tanpa jamur, semprotan hidup, obat cair atau pengiriman aerosol khusus.

Sementara itu dilansir dari Times of India, virus corona biasanya menginfeksi tubuh melalui hidung. Sehingga, vaksin nasal ini dipercaya mampu mencegah virus menyebar ke seluruh tubuh melalui saluran pernapasan dan membantu sistem kekebalan membuat protein dalam darah dan hidung untuk memerangi virus tersebut.

Baca Juga: Virus Corona Varian Delta Diduga Picu Diabetes Tipe Baru, Ini Kata Ahli!

Pada akhirnya, vaksin nasal ini diharapkan bisa mencegah virus berkembang biak. Karena, sebagian besar virus, termasuk SARS-CoV-2 masuk ke tubuh melalui mukosa dan menginfeksi sel serta molekul yang ada di membran mukosa. Jadi, vaksin hidung ini pun dipandang sebagai solusi yang paling efektif.

Ilustrasi vaksin COVID-19 (pixabay)
Ilustrasi vaksin COVID-19 (pixabay)

Sebaliknya, vaksin intramuskular atau vaksin yang disuntikan gagal memicu respons imun semacam itu dari mukosa dan bergantung pada sel imun dari bagian tubuh lain.

Vaksin tersebut menghasilkan antibodi Immunoglobulin G (IgG) yang bersirkulasi melawan patogen mematikan, bahkan sebelum virus menyebabkan kerusakan jaringan yang parah.

Tapi, vaksin intramuskular ini tidak sepenuhnya efektif dalam mengelola masuknya virus ke dalam tubuh. Sedangkan, vaksin hidung mungkin lebih mudah diberikan dan bisa memberikan kekebalan kuat di saluran hidung.

Mengingat bahwa vaksin intranasal menghasilkan sekretori Immunoglobulin A (IgA), vaksin ini berhasil membangkitkan respons imun yang kuat di tempat masuknya virus, yaitu hidung. IgA dikatakan lebih manjur dalam mengelola dan menghancurkan virus pada tahap awal infeksi dibandingkan IgG.

Baca Juga: Bagaimana Cara Virus Corona Menginfeksi Paru-paru ? Ini Penjelasan Peneliti

Karena, IgA tidak hanya memerangi virus tetapi juga menghindari penularan. Sementara vaksin hidung menghasilkan respons imun mukosa yang kuat dan efektif, vaksin ini menghindari kerusakan paru-paru lebih lanjut akibat virus corona.

Kelemahan vaksin nasal

Meskipun vaksin intranasal mengekang dan menetralisir infeksi virus di membran mukosa yang merupakan titik masuk virus. Tapi, antibodi yang dihasilkan mungkin tidak sekuat di saluran pernapasan bagian bawah dibandingkan dengan saluran pernapasan bagian atas.

Selain itu, para ahli percaya bahwa vaksin intranasal mungkin gagal memberikan kekebalan yang efektif dan tahan lama kepada pasien terhadap virus corona. Kelemahan lain dari vaksin nasal mungkin juga terkait dengan keamanannya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI