Pengguna Narkoba Berisiko Alami Penyakit Kronis Dan Gangguan Mental

Selasa, 08 Juni 2021 | 18:09 WIB
Pengguna Narkoba Berisiko Alami Penyakit Kronis Dan Gangguan Mental
Ilustrasi Gangguan Mental, Depresi. (freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menggunakan narkoba tidak hanya merusak tubuh si penggunanya, tetapi juga kehidupannya. Selain berisiko tinggi mengalami penyakit kronis akibat penyalahgunaan narkoba, pengguna juga bisa mengalami gangguan mental.

Hal ini diungkap oleh dr. Mayandra Mahendrasti pada acara webinar Waspada Penyakit-Penyakit Yang Mengintai Si Pecandu Narkoba, Selasa (8/6/2021). Ia mengatakan kasus pasien pecandu narkoba tidak pernah ditemukan dalam keadaan sakau maupun overdosis.

“Pengalaman saya sih jarang menemukan kasus yang seperti itu. Tapi yang sering dilihat adalah mereka yang punya penyakit kronis lainnya, seperti gagal ginjal, liver, dan hepatitis,” ungkapnya

Selain berisiko terkena penyakit kronis, dirinya mengatakan pecandu narkoba juga bisa mengalami gangguan mental, seperti depresi.

Baca Juga: Kemarahan yang Sulit Dikendalikan Bisa Jadi Salah Satu Tanda Gangguan Mental, Apa Itu?

“Pemakai narkoba bisa mengalami gangguan mental. Dan banyak dari mereka sebelum memakai narkoba, mereka mengalami masalah mental yang tidak diselesaikan. Salah satunya depresi,” katanya.

Menurutnya, hal ini mungkin disebabkan kurangnya dukungan dari keluarga dan saudara, yang kemudian bisa memicu seseorang menggunakan narkoba.

Narkoba dianggap oleh mereka sebagai jalan pintas untuk meredakan 'rasa sakit' dan kekecewaan mereka.

Namun, pilihan untuk menggunakan narkoba ini sangatlah keliru. Alih-alih menyelesaikan rasa sakitnya, justri kondisi mentalnya akan semakin parah.

Mereka yang memilih untuk menggunakan narkoba, biasanya didukung oleh faktor-faktor berikut:

Baca Juga: Ramai Soal Pedofilia Gara-Gara Sinetron, Benarkah Termasuk Gangguan Mental?

  • Memiliki teman pecandu narkoba.
  • Mengalami masalah ekonomi.
  • Pernah mengalami kekerasan fisik, emosi, dan seksual.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI