Jelang Sekolah Tatap Muka, Menkes Ingatkan Hal Ini Untuk Kepala Daerah

Senin, 07 Juni 2021 | 13:36 WIB
Jelang Sekolah Tatap Muka, Menkes Ingatkan Hal Ini Untuk Kepala Daerah
Sejumlah siswa menjaga jarak untuk keluar sekolah saat simulasi pembelajaran tatap muka di SD Cimahi Mandiri 2, Cimahi, Jawa Barat, Senin (24/5/2021). ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sekolah tatap muka akan segera dimulai pada tahun ajaran baru, sesuai dengan izin dari pemerintah. Terkait rencana tersebut, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengingatkan para Kepala Daerah agar memastikan vaksinasi Covid-19 terhadap tenaga pendidik telah selesai sebelum sekolah tatap muka dimulai.

"Semua guru harus sudah divaksinasi. Jadi kami mohon kepada kepala daerah, karena vaksin akan dikirim kepada kepala daerah, agar memprioritaskan guru dan lansia. Terutama guru-gurunya harus sudah divaksinasi sebelum tatap muka terbatas dilaksanakan," ucap Budi dalam konferensi pers virtual di Istana Kepresidenan, Senin (7/6/2021).

Budi juga menegaskan, meski sekolah tatap muka telah diizinkan tapi harus dilakukan secara terbatas. Jumlah siswa yang hadir dalam kelas hanya boleh 25 persen. Selain itu, sekolah maksimal dilakukan dua hari dalam seminggu dengan durasi dua jam per hari.

Tidak ada pemaksaan siswa harus sekolah tatap muka, sebab orangtua tetap boleh memilih anaknya sekolah secara daring jika khawatir dengan paparan virus corona, ucap Budi.

Baca Juga: Kritik Negara Kaya Lagi, WHO: Vaksin Covid-19 Untuk Anak-Anak Bukan Prioritas

Sejumlah siswa mengikuti simulasi pembelajaran tatap muka di SD Cimahi Mandiri 2, Cimahi, Jawa Barat, Senin (24/5/2021). ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Sejumlah siswa mengikuti simulasi pembelajaran tatap muka di SD Cimahi Mandiri 2, Cimahi, Jawa Barat, Senin (24/5/2021). ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

"Bapak presiden tadi mengarahkan, sekolah tetap muka harus dilakukan dengan ekstra hati-hati," ujarnya.

Tak berhenti sampai di situ, Budi juga memberikan pekerjaan rumah bagi Kepala Daerah agar memastikan masyarakat melakukan protokol kesehatan di mana pun. 

Selain itu, proses testing harus lebih disiplin dilakukan dan dilaporkan dengan lengkap. Tindakan itu untuk mempermudah proses pelacakan kontak untuk memutus mata rantai penularan virus. Budi juga menyampaikan agar masyarakat tak perlu takut jika termasuk dalam daftar pelacakan kontak atau tracing pasien Covid-19.

"Jangan khawatir, jangan takut kalau positif. Supaya kita bisa menurunkan laju penularan siapa saja yang terdekat kemudian kita tes dan yang paling penting isolasi mandiri kalau sudah terbukti positif. Karena penyakit ini 80 persen sembuh sendiri tapi membutuhkan tempat isolasi supaya tidak menularkan," pungkasnya.

Baca Juga: Terus Bertambah, Pasien Positif Covid-19 di RSD Wisma Atlet Kini 2.734 Orang

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI