Suara.com - Isu mengenai kabar bahwa virus corona berasal dari laboratoriun di WUham China, yang tidak sengaja bocoro kembali naik ke permukaan. Teori konspirasi itu diungkapkan oleh Mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikta, Condoleezza Rice
Dilansir dari CBS News, ia bahkan menyebut bahwa petugas kesehatan di pemerintahan Amerika Serikat telah membuat "kesalahan" pada minggu-minggu awal pandemi dengan menampik kemungkinan bahwa virus corona secara tidak sengaja bocor dari laboratorium.
"Ada terlalu banyak kecenderungan sejak awal untuk mengabaikan kemungkinan kebocoran laboratorium ini, dan saya pikir ada banyak, dan saya pikir pers memikul tanggung jawab untuk ini," kata Rice dalam sebuah wawancara dengan "Face the Nation" yang tayang Minggu.
"Oke, itu pasti penularan dari hewan ke manusia. Ini adalah teori konspirasi tentang kebocoran laboratorium. Dan faktanya, beberapa bukti ada di depan wajah kita."

Rice, yang merupakan penasihat keamanan nasional untuk Presiden George W. Bush selama wabah SARS pada tahun 2003, mengatakan ada kekhawatiran tentang laboratorium di Wuhan, tempat kasus pertama virus corona dilaporkan. Ia juga menyebut bahwa praktik keselamatan di laboratorium itu di bawah standar.
"Mungkin itu saatnya untuk mulai mengajukan pertanyaan sulit," katanya.
Presiden Biden bulan lalu memerintahkan komunitas intelijen untuk "menggandakan" upayanya untuk menyelidiki asal-usul Covid-19. Keputusan itu diambil setelah The Wall Street Journal melaporkan tiga peneliti di Institut Virologi Wuhan mencari perawatan di rumah sakit pada November 2019.
Mereka dikabarkan sakit, satu bulan sebelum China melaporkan kelompok pertama kasus virus corona.
Presiden memberi komunitas intelijen 90 hari untuk memeriksa kemungkinan asal usul pandemi, termasuk pertanyaan spesifik untuk China.
Baca Juga: Heboh! Lansia Kembali Pulang ke Rumah Usai Dua Pekan Dimakamkan
Rice mengatakan bahwa pada awal pandemi, AS "mungkin tidak cukup bicara" tentang masalah dengan Organisasi Kesehatan Dunia yang memimpin penyelidikan tentang asal-usul COVID-19 dan "mengizinkan China untuk mengendalikan wilayah itu." AS, lanjutnya, menghadapi tantangan serupa dengan China selama wabah SARS.