Suara.com - Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) telah menyetujui penggunaan obat semaglutide sebagai pengobatan obesitas. Beberapa dokter mengatakan obat tersebut sebagai 'pengubah kondisi'.
Obat ini diberikan dalam bentuk suntikan 2,4 miligram sebamyak satu kali dalam seminggu. Diresepkan untuk pasien dengan indeks massa tubuh (IMT) sebesar 30 atau lebih atau pada orang dengan IMT 27 tetapi menderita penyakit komorbid, seperti diabetes.
Berdasarkan laporan Insider, obat ini awalnya dikembangkan untuk mengobati diabetes tipe 2. FDA telah menyetujuinya untuk memanajemen berat badan sejak 2014 silam.
Semaglutide dapat membantu menyeimbangkan hormon, seperti insulin, yang dapat mengekang nafsu makan dan membantu pasien menurunkan berat badannya dengan makan lebih sedikit.
Baca Juga: Ilmuwan Temukan 2 Obat yang Dinilai Efektif Sembuhkan Pasien Covid-19
Meski umumnya memiliki efek samping ringan, seperti mual dan diare, beberapa ahli mengkhawatirkan keamanan pasien dalam jangka panjang, lapor Insider.
Direktur pengobatan obesitas di Klinik Cleveland, Scott Butsch, mengatakan efek samping obat semaglutide tidak lebih berisiko daripada obat untuk penyakit kronis lainnya, seperti hipertensi, diabetes, dan kolesterol tinggi.
Terlepas dari penelitian yang menjanjikan, ada satu peringatan utama dalam pemakaian obat ini, yakni harus dikonsumsi terus menerus untuk menjaga berat badan.
Satu studi terbaru menunjukkan bahwa pasien yang menggunakan semaglutide kehilangan 10 persen berat badannya dalam 20 minggu. Namun, pasien bersangkutan kembali mengalami kenaikan ketika menghentikan pengobatan.
Sebaliknya, kelompok studi yang terus mengonsumsinya kehilangan 8 persen berat badannya.
Baca Juga: Ngaku Dapat Obat Aneh dari Klinik, Wanita Ini Berujung Malu