Temuan Baru, Gabungan 2 Jenis Vaksin Covid-19 Bentuk Kekebalan Tubuh yang Lebih Lama

Sabtu, 05 Juni 2021 | 12:07 WIB
Temuan Baru, Gabungan 2 Jenis Vaksin Covid-19 Bentuk Kekebalan Tubuh yang Lebih Lama
Ilustrasi vaksin COVID-19 (pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Para ilmuwan percaya bahwa mencampurkan atau mix and match vaksin Covid-19 bisa membantu mencapai titik perlindungan terbaik.

Studi yang sedang berlangsung sejauh ini memberikan bukti positif bahwa mencampurkan suntikan vaksin Covid-19 cukup aman dan mungkin lebih efektif.

Ketika banyak orang dalam kelompok rentan yang membutuhkan perlindungan tinggi di tengah keterbatasan jumlah vaksin Covid-19, temuan ini bisa menjadi solusi terbaik untuk program vaksinasi.

Profesor Robin Shattock, kepala infeksi mukosa dan kekebalan di Imperial College, London, menjelaskan ilmu di balik penggantian vaksin Covid-19.

Baca Juga: Heboh Virus Corona Varian Nepal, Haruskah Khawatir?

"Ketika Anda mencampuradukkan dua jenis atau lebih vaksin Covid-19, maka cara melihat tingkat kekebalannya sedikit berbeda. Karena, sistem kekebalan telah melihat sesuatu yang serupa tetapi dalam konteks yang berbeda. Karena itu, responsnya akan sedikit berbeda," kata Prof Robin dikutip dari The Sun.

Ilustrasi Virus Corona (Unsplash/CDC)
Ilustrasi Virus Corona (Unsplash/CDC)

Jadi, proses mencampurkan dan mencocokan dua jenis vaksin Covid-19 itu membawa Anda ke titik perlindungan terbaik untuk kekebalan yang berkelanjutan.

Tapi, ada berbagai metode untuk memicu respons imun ketika suntik vaksin Covid-19. Vaksin AstraZeneca dan vaksin Johnson & Johnson dikenal sebagai vaksin adenovirus.

Mereka menggunakan teknologi vektor virus di mana versi modifikasi dari virus yang berbeda digunakan untuk mengirimkan instruksi ke sel-sel tubuh.

Sedangkan, vaksin Pfizer dan vaksin Moderna adalah vaksin mRNA. Alih-alih menggunakan bentuk virus yang dilemahkan atau versi yang dimodifikasi, vaksin mRNA hanya menggunakan kode genetik virus.

Baca Juga: Awas! Pasien Virus Corona yang Mudah Cemas Berisiko Alami Long Covid-19

Vaksin mRNA disuntikkan ke dalam tubuh, di mana ia memasuki sel dan memberitahu sel untuk membuat antigen. Antigen ini dikenali oleh sistem kekebalan dan mempersiapkannya untuk melawan virus corona Covid-19.

"Vaksin sangatlah berbeda. Vektor virus yang dikombinasikan dengan vaksin mRNA masuk akal. Tapi, beralih dari vaksin Moderna ke Pfizer tetap dinilai tidak masuk akal," jelasnya.

Peter Openshaw, seorang profesor kedokteran eksperimental di Imperial College London, mengatakan ada bukti pertukaran vaksin bisa meningkatkan respons kekebalan.

"Ada penelitian yang dilakukan belum keluar. Tetapi siaran pers dalam bahasa Spanyol, menunjukkan bahwa jika Anda mendapatkan suntikan vaksin Covid-19 pertama dan kedua berbeda, Anda akan memiliki respons kekebalan yang lebih tinggi," jelasnya.

Hasil studi terhadap 600 orang, menunjukkan suntikan vaksin Pfizer nampaknya meningkatkan sistem kekebalan tubuh setelah dipancing dengan suntikan AstraZeneca.

Setelah dosis kedua ini, peserta mulai menghasilkan tingkat antibodi yang jauh lebih tinggi daripada sebelumnya. Bahkan, antibodinya lebih banyak daripada mereka yang hanya mendapatkan suntikan vaksin AstraZeneca 2 kali.

Studi Com-COV menunjukkan bahwa ketika sukarelawan diberi suntikan vaksin Pfizer dan diikuti vaksin AstraZeneca, dua kali lipat atau sekitar 41 persen peserta mengalami demam sebagai pertanda kekebalan tubuh bekerja dibandingkan dengan orang yang menerima dua kali suntikan vaksin Pfizer saja.

Peningkatan serupa juga diamati pada efek samping berupa menggigil, kelelahan, sakit kepala, nyeri sendi, nyeri otot dan perasaan tidak sehat secara umum.

Prof Openshaw, anggota Kelompok Penasihat Ancaman Virus Pernafasan Baru dan Muncul (Nervtag), mengatakan efek samping yang lebih parah nampaknya menunjukkan sistem kekebalan yang lebih bereaksi ketika mendapatkan 2 suntikan vaksin Covid-19 berbeda.

"Reaksi itu disertai dengan respons imun yang lebih baik. Jadi, masuk akal bila seseorang mengalami efek samping lebih berat," ujarnya.

Dia mengatakan jika dua vaksin sama-sama menggunakan protein lonjakan virus tetapi memiliki "infrastruktur" yang berbeda, maka sistem kekebalan mengenali protein lonjakan cukul ceoat karena sudah pernah melihatnya dan meresponsnya lagi.

Manfaat mencampurkan dua jenis vaksin Covid-19 ini akan mempermudah program vaksinasi di tengah keterbatasan persediaan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI