Suara.com - Seorang profesor mengeluarkan peringatan keras bahwa varian virus corona India bisa 100 persen lebih menular daripada strain virus corona Covid-19 di Inggris.
Profesor Neil Ferguson, dari Imperial College London, mengatakan bahwa tim penelitinya telah menemukan banyak data. Sayangnya, data tersebut bukanlah kabar positif dari varian virus corona yang disebut sebagai varian Delta.
"Perkiraan terbaik sekarang ini adalah varian Delta ini mungkin 60 persen lebih menular daripada varian Alpha," kata Prof. Neil Ferguson dikutip dari Brimingham Mail.
Prof Neil mengatakan sebenarnya masih ada beberapa ketidakpastian mengenai hal tersebut, tergantung pada asumsi dan cara analisis data. Tapi, sekitar 30 hingga 100 persen varian virus corona India ini memang lebih menular.
Baca Juga: Penelitian Sebut Pasien Covid-19 Bergejala Ringan Berisiko Alami Masalah Kejiwaan
Sementara itu, Prof Neil mengatakan 60 persen tersebut adalah perkiraan sentral mengenai penularan varian baru virus corona India yang baik saat ini.
Menteri Pertama, Mark Drakeford mengatakan pembatasan sosial di Wales akan terus berkurang jika meningkatnya jumlah kasus varian India tidak menyebabkan lonjakan kasus rawat inap di rumah sakit.
"Bukan berarti varian virus corona yang tidak memicu lonjakan rawat inap tidak berisiko. Karena itu, kita perlu mengasumsikan bahwa akan ada sirkulasi virus yang lebih besar di masyarakat ketika kita membiarkan virus corona beredar, peluang untuk varian baru yang muncul juga meningkat," jelasnya.
Berbeda, bila varian baru virus corona ini tidak memicu lonjakan kasus rawat inap di rumah sakit. Maka, Prof Neil berpendapat bahwa masyarakat perlu menemukan cara hidup berdampingan dengan virus corona, sama halnya dengan flu musiman.
Mr Drakeford mengatakan sebagian alasannya menghentikan pelonggaran aktivitas sosial lebih lanjut di Wales selama tiga minggu, karena terbukti varian virus corona itu menyebabkan lonjakan kasus rawat inap di rumah sakit yang lebih besar di kalangan anak muda.
Baca Juga: Penyintas Covid-19 Justru Terlindungi dari Infeksi Ulang Selama 10 Bulan, Ini Temuan Ahli!
"Sebagian besar dari mereka adalah orang-orang yang belum divaksinasi, tetapi di antara mereka adalah orang-orang yang telah menerima vaksin," katanya.
Karena itu, waktu 2 minggu lagi cukup membantu para peneliti untuk memahami lebih baik pengaruh varian baru virus corona Covid-19 tersebut.
"Saran yang kami, dua minggu lagi sudah cukup membantu kami dalam memahami lebih baik di mana varian baru ini memiliki pengaruhnya," ujarnya.