"Namun, kondisi ini nampaknya tidak membaik seiring waktu. Jadi, sepertinya orang membaik setelah keluar dari rumah sakit tapi mereka mungkin terjebak dengan gejala ini selama beberapa bulan," Dr Rogers dikutip dari The Sun.
Studi ini juga menemukan bahwa kehilangan indra penciuman adalah gejala neurologis yang paling umum, setidaknya mempengaruhi 43 persen orang.
Sekitar 40 persen orang mengalami kelemahan, 38 persen mengalami kelelahan, 37 persen kehilangan indra pengecap, 25 persen alami nyeri otot dan 21 persen alami sakit kepala.
Sakit kepala dan kelelahan sedikit lebih sering terjadi pada orang dengan gejala ringan dibandingkan dengan mereka yang dirawat di rumah sakit, meskipun tidak di ICU.
Tapi, tidak ada cukup data untuk memisahkan tingkat penyakit kesehatan mental dengan tingkat keparahan infeksi virus corona.
Para peneliti menyarankan otak mungkin terkena dampak virus corona, karena bisa menyebabkan peradangan pada organ tubuh.
Namun, mungkin juga kondisi ini merupakan tekanan tambahan dari pandemi virus corona, sepeti kehilangan pekerjaan, kekhawatiran tentang kondisi keluarga hingga keterbatasan interaksi sosial yang bisa memicu masalah kesehatan mental.
Banyak faktor yang dapat berkontribusi pada gejala neurologis dan kejiwaan pada tahap awal infeksi Covid-19, termasuk peradangan, gangguan pengiriman oksigen ke otak, dan faktor psikologis," kata Dr Rogers.
Dr Alasdair Rooney, dari University of Edinburgh, mengatakan masalah neurologis dan kejiwaan ini sangat umum pada pasien virus corona. Karena itu, layanan kesehatan mental dan rehabilitasi neurologi harus diberdayakan untuk mengatasi masalah ini.
Baca Juga: Penyintas Covid-19 Justru Terlindungi dari Infeksi Ulang Selama 10 Bulan, Ini Temuan Ahli!