Obat Nivolumab Disebut Dapat Mengurangi Risiko Kekambuhan Kanker Kandung Kemih

Jum'at, 04 Juni 2021 | 20:25 WIB
Obat Nivolumab Disebut Dapat Mengurangi Risiko Kekambuhan Kanker Kandung Kemih
Ilustrasi obat. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penelitian baru dari ahli onkologi medis Memorial Sloan Kettering Cancer Center (MSK) Dean Bajorin, MD, menunjukkan obat nivolumab (Opdivo) yang dikonsumsi setelah operasi kanker kandung kemih (urothelial) dapat mengurangi risiko kekambuhan.

Dalam studi acak fase III ini, Bajorin dan tim peneliti mengevaluasi 709 pasien yang berisiko tinggi mengalami kekambuhan kanker urothelial setelah operasi pengangkatan kandung kemih, ureter, atau ginjal.

Kanker urothelial adalah tumor yang dimulai pada lapisan sistem pengumpulan urine yang mengangkut urin dari ginjal untuk dibuang. Kanker ini sering disebut kanker kandung kemih karena kebanyakan tumornya dimulai di kandung kemih.

Untuk mengevaluasi manfaat, secara acak pasien menerima nivolumab atau plasebo setiap dua minggu selama satu tahun.

Baca Juga: Peneliti Menemukan Cara agar Sel Kanker Tidak Menyebar ke Organ Lain, Seperti Apa?

Bajorin dan tim, dilansir Medical Xpress, menemukan obat nivolumab mengurangi risiko kekambuhan setelah operasi pada pasien yang berisiko tinggi mengalaminya, dibandingkan kelompok plasebo.

ilustrasi obat-obatan terlarang. (Shutterstock)
ilustrasi obat (Shutterstock)

Standar perawatan saat ini setelah operasi pengangkatan kandung kemih atau ginjal dan ureter umumnya tanpa terapi tambahan, bahkan pada pasien dengan risiko tinggi alami kekambuhan dan kematian.

Sebab, tidak ada kemoterapi atau imunoterapi yang sebelumnya terbukti bermanfaat.

Studi menunjukkan, peserta yang menerima nivolumab memiliki kelangsungan hidup bebas penyakit selama 21 bulan dibandingkan dengan penerima plasebo, yang hanya 10,9 bulan.

"Kami sangat terdorong oleh data dan hasil penelitian ini. Meski terapi tersedia untuk kanker kandung kemih metastatik lanjut, pilihan baru diperlukan untuk meningkatkan pengendalian penyakit jangka panjang dan kelangsungan hidup pasien," kata Bajorin.

Baca Juga: Ternyata Kulit Buah Kopi Bisa Atasi Diabetes dan Kanker

Bajorin dan tim menyimpulkan bahwa data kelangsungan hidup ini belum matang dan akan membutuhkan penelitian dan tindak lanjut tambahan.

"Kami berharap perawatan ini akan mendapatkan persetujuan untuk semua pasien yang berisiko tinggi kambuh setelah Badan Pengawas Obat dan Makanan AS melakukan review detail semua datanya," pungkas Dr. Bajorin.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI