Hati-hati, Prevalensi Hipertensi di Kalangan Milenial Meningkat

Jum'at, 04 Juni 2021 | 16:17 WIB
Hati-hati, Prevalensi Hipertensi di Kalangan Milenial Meningkat
Ilustrasi hipertensi (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Banyak orang masih belum menyadari bahaya hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi. Hipertensi, yang juga disebut the silent killer, sering terjadi tanpa keluhan dan baru diketahui setelah terjadi komplikasi.

Director OMRON Healthcare Indonesia Tomoaki Watanabe mengatakan, banyak orang beranggapan bahwa hipertensi hanya terjadi pada orang di atas usia 60 tahun. Padahal tidak demikian.

"Beberapa tahun terakhir, penyakit yang merupakan salah satu faktor risiko penyakit jantung koroner itu sering ditemui pada usia yang relatif lebih muda,” ujarnya  melalui keterangan tertulis yang diterima Suara.com.

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, prevalensi hipertensi pada kelompok usia 18-39 tahun mencapai 7,3 persen dan prevalensi pre-hipertensi di rentang usia ini mencapai jauh lebih tinggi lagi yakni 23,4 persen.

Ilustrasi pemeriksaan tekanan darah, hipertensi jas putih. (Shutterstock)
Ilustrasi pemeriksaan tekanan darah. (Shutterstock)

Yayasan Jantung Indonesia (YJI) mencatat, hipertensi menjadi salah satu faktor risiko penyakit jantung koroner. Kondisi ini tidak hanya menyerang mereka yang sudah lanjut usia tapi juga milenial, yakni generasi yang lahir antara tahun 1981 dan 1996.

Kenaikan prevalensi hipertensi pada milenial ini berhubungan erat dengan pola hidup tidak sehat, stres, dan kemajuan teknologi yang mengurangi aktivitas fisik. Stres dipicu oleh banyak faktor seperti tuntutan pekerjaan, selain juga pandemi COVID-19.

Studi Blue Cross Blue Shield Association menemukan bahwa 92 persen milenial menganggap COVID-19 telah berdampak negatif terhadap kesehatan mental mereka.

Padahal hipertensi patut diwaspadai sebagai komorbid atau penyakit penyerta teratas yang mengikuti penderita COVID-19.

Menurut data yang dihimpun oleh Satuan Tugas Penanganan COVID-19 per 1 Juni 2021, tiga besar komorbid tertinggi yang ditemukan pada pasien COVID-19 adalah hipertensi (50 persen), Diabetes Melitus (36.6 persen), penyakit jantung (17,4 persen).

Baca Juga: Hanya 0,6 Persen Pasien Hipertensi di Indonesia yang Punya Alat Tensi

Selain itu, hipertensi adalah kontributor utama pada penyakit jantung, stroke dan penyakit ginjal kronik.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI