5 Jenis Infeksi Jamur Hitam atau Mukormikosis Beserta Gejalanya

Jum'at, 04 Juni 2021 | 09:23 WIB
5 Jenis Infeksi Jamur Hitam atau Mukormikosis Beserta Gejalanya
Ilustrasi: terinfeksi jamur hitam atau mukormikosis. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Secara medis, penyakit mukormikosis dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, tergantung dari organ yang terkena infeksi. Karenanya, gejala pada setiap orang yang terinfeksi jamur mucormycetes itu bisa berbeda-beda.

Penyakit yang dikenal masyarakat dengan istilah infeksi jamur hitam tersebut biasanya lebih mudah menyerang orang-orang dengan kondisi kekebalan tubuh yang sedang turun, termasuk pasien Covid-19.

"Biasanya yang terkena pasien (Covid-19) derajat berat. Tubuh pasien tidak sanggup hilangkan jamur tersebut bahkan bisa sebabkan kelumpuhan," kata dokter spesialis paru dr. Anna Rozaliyani, Sp.P(K) dalam webinar Perhimpuanan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Kamis (3/6/2021).

"Ada beberapa jenis mukormikosis. Ada namanya rinoselebral mukormikosis, infeksi pada rongga sinus yang bisa menyebar ke otak. Mukormikosis paru, mukormikosis pencernaan, dan mukormikosis kulit," tambah dokter Anna. Berikut rinciaannya:

Baca Juga: Menkes Budi: Penyakit Jamur Hitam Belum Terdeteksi di Indonesia, Adanya di India

Infeksi jamur hitam atau mukormikosis (Core.ac.uk)
Infeksi jamur hitam atau mukormikosis (Core.ac.uk)

1. Mukormikosis rinoselebral
Menurut dokter Anna, yang paling banyak ditemukan di dunia adalah mukormikosis rinoselebral. Jenis itu pula yang paling banyak ditemukan kasusnya di India saat ini.

Sebelum pandemi Covid-19 terjadi, mukormikosis rinoselebral biasanya lebih banyak ditemukan pada pengidap diabetes dengan gula darah tidak terkontrol atau pasien transplantasi ginjal.

"Kita harus waspada karena gejalanya kadang-kadang tidak diawali langsung hitam, tapi mungkin sakit kepala, hidung tersumbat, wajah bisa bengkak satu sisi, disertai demam. Seiring berjalannya waktu muncul kelainan," papar dokter Anna.

2. Mukormikosisi paru
Dokter Anna mengatakan, tidak banyak kasus mukormikosis paru yang ditemukan selama ini. Karena untuk membuktikan diagnosis mukormikosis paru, dokter perlu lakukan pembuktian melalui pemeriksaan jaringan paru.

"Bukan hal yang gampang untuk mendapatkan bahannya karena harus bronkoskopi atau biopsi. Ada tindakan-tindakan yang sifatnya infasi. Tapi kita juga harus hati-hati pada pasien diabetes, kanker jika ada gejala demam, batuk, nyeri dada, sesak napas tidak membaik dengan terapi standar antibiotik atau lainnya. Apalagi kalau pernurunannya sangat cepat," paparnya.

Baca Juga: Jamur Hitam Mematikan yang Menginfeksi Pasien Covid-19 Belum Ada di Indonesia

3. Mukormikosis saluran cerna
Mukormikosis pada saluran cerna bisa menyebabkan kematian jaringan pada usus karena pembuluh darah dirusak oleh jamur. Jenis mukormikosis tersebut bisa dialami oleh anak-anak. Sehingga hambatannya sering kali anak dengan jelas menhampaikan kelihan sakit yanh dirasakannya.

Tetapi umumnya, kata dokter Anna, mikormikosis pada saluran cerna akan menyebabkan kondisi klinis berupa mual, sakit perut, dan muntah.

4. Mukormikosis kulit
Jika jamur mucormycetes menginfeksi kulit bisa sebabkan lecet seperti bisul hingga lambat laun menjadi luka terbuka dan jaringan organ berubah warna kehitaman akibat kerusakan jaringan. "Perjalanan penyakitnya menyebabkan kerusakan jaringan yang signifikan," kata dokter Anna.

5. Mukormikosis menyebar
Dokter Anna mengimbau untuk waspada terhadap risiko terjadinya mukormikosis menyebar. Gejalanya hingga bisa sebabkan penurunan kesadaran atau bahkan perubahan status mental.

"Antara sadar dan tidak sadar. Belum tentu mikormikosis, tapi perlu dipertimbangkan kalau diberi obat apa pun tidak membaik," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI