Suara.com - Taiwan sempat menjadi negara percontohan dalam penanganan COVID-19 karena berhasil mengatasi gelombang pertama virus Corona tanpa melakukan lockdown.
Namun gelombang kedua tampaknya membuat pemerintah Taiwan kerepotan. Apakah Taiwan akan melakukan lockdown?
Kepala departemen kesehatan Taiwan Chen Shih-chung pada Kamis mengatakan bahwa masih terlalu dini untuk membicarakan perlunya meningkatkan kewaspadaan dan melakukan penguncian (lockdown) penuh, tetapi lonjakan infeksi COVID-19 di pulau itu tidak memberinya alasan untuk optimistis.
Kondisi itu mendorong pemerintah Taiwan untuk membatasi pertemuan dan menutup tempat-tempat hiburan.
Baca Juga: 21 Anggota Terpapar Covid-19, Polsek Cilongok Mikro Lockdown!
Pemerintah juga menghadapi keterlambatan pelaporan hasil tes, yang menyebabkan pemerintah merevisi jumlah total kasus COVID-19 di Taiwan setiap hari.
Chen Shih-chung saat berbicara pada konferensi pers harian mengatakan dia prihatin dengan peningkatan jumlah orang muda yang terinfeksi, yang mungkin tidak menganggap serius aturan pembatasan dan bertemu ketika mereka tidak seharusnya berkumpul.
"Tidak ada alasan untuk optimistis," kata Chen tentang tren kasus COVID-19 di Taiwan.
Namun, dia mengatakan masih "terlalu dini" untuk berbicara tentang Taiwan masuk ke tingkat siaga tertinggi, yang akan menjadi langkah penguncian yang efektif. Namun, hal itu sebelumnya merupakan sesuatu yang tidak perlu dilakukan pemerintah Taiwan sejak pandemi dimulai.
Akhir pekan depan akan ada festival Perahu Naga tradisional, ketika orang-orang sering bepergian untuk melihat anggota keluarga mereka di daerah lain Taiwan. Chen mengatakan warga tidak boleh bepergian jika tidak ada keperluan mendesak.
Baca Juga: Pria di India Ini Nekat Keluar Rumah saat Lockdown, Alasannya Bikin Senyum-senyum
"Saya berharap semua orang tidak kembali ke kampung halaman jika tidak perlu," katanya.
Taiwan pada Kamis melaporkan 583 kasus domestik COVID-19, termasuk 219 kasus yang ditambahkan ke total kasus dalam beberapa hari terakhir setelah menghitung kasus dari keterlambatan dalam laporan hasil tes positif.
Angka tersebut meningkat dari 549 kasus yang dilaporkan pada Rabu (2/6), yang juga termasuk kasus dari hari-hari sebelumnya.
Sebagian besar kasus infeksi corona terkonsentrasi di Taipei dan sekitarnya, tetapi Chen mengatakan mereka khawatir tentang wabah di asrama pabrik di Miaoli di Taiwan utara.
Pemerintah sejauh ini hanya baru memvaksin sekitar 3 persen dari total 23,5 juta warga Taiwan, meskipun memiliki jutaan dosis vaksin lagi yang pengirimannya tertunda karena kekurangan pasokan global. [ANTARA]