Lansia Jadi Tujuan Utama Silaturahmi Lebaran, Wamenkes Waspadai Kenaikan Kasus Covid-19

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Kamis, 03 Juni 2021 | 19:47 WIB
Lansia Jadi Tujuan Utama Silaturahmi Lebaran, Wamenkes Waspadai Kenaikan Kasus Covid-19
Ilustrasi virus covid 19. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Silaturahmi saat lebaran lazim dilakukan dengan mengunjungi orangtua, kakek, nenek, maupun sesepuh yang masuk dalam kategori lansia.

Dengan tren peningkatan kasus COVID-19 pasca lebaran, adakah pengaruh silaturahmi terhadap angka kasus dan kematian lansia?

Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengatakan sesuai prediksi, terjadi peningkatan kasus baru COVID-19 usai libur lebaran.

Meski begitu, pihaknya belum mengetahui apakah kenaikan ini berpengaruh terhadap angka penularan COVID-19 pada lansia atau tidak.

Baca Juga: Lonjakan Covid-19 di Singkawang, Ruang Isolasi Pasien Penuh

"Sampai saat ini, peningkatan jumlah kasus mulai meningkat, tetapi untuk lansia juga proporsinya hampir sama," katanya dalam temu media secara daring, Kamis (3/6/2021).

Berdasarkan data Kemenkes, terjadi peningkatan kasus baru hingga 5-6 ribu kasu dalam sehari. Namun dibutuhkan waktu untuk mengolah data yang masuk untuk mengetahui apakah terjadi kenaikan pada populasi lansia.

"Peningkatan kasus masih terus terjadi, tetapi kita harapkan mudah-mudahan beberapa kegiatan vaksinasi yang di beberapa tempat bisa melindungi lansia ini supaya angka kematian tidak terlalu tinggi," katanya.

Sementara itu bertepatan dengan Hari Lanjut Usia Nasional, Dante mengatakan pemerintah terus berupaya meningkatkan cakupan vaksinasi COVID-19 untuk lansia.

Edukasi kepada masyarakat terus diberikan, dengan harapan dapat menghilangkan ketakutan lansia.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Meningkat, PPKM Tingkat RW di Pekanbaru Diperpanjang

Di saat bersamaan, sejumlah masalah teknis juga menghambat berjalannya program vaksinasi massal untuk lansia.

Dante mengatakan, tidak sedikit lansia yang ingin mendapatkan vaksinasi namun terhalang untuk menuju sentra vaksinasi yang disiapkan pemerintah karena keterbatasan kemampuan bergerak transportasi.

"Mereka tergantung kepada keluarganya untuk bisa diantar. Nah upaya kita mengatasi itu adalah dengan membolehkan non-lansia mendapatkan vaksinasi ketika mengantarkan dua orang lansia," paparnya lagi.

Upaya kedua mengatasi masalah tersebut adalah dengan mendatangi para lansia, atau yang disebut Dante sebagai strategi 'jemput bola'.

Kerjasama dilakukan dengan sejumlah lembaga, seperti Dewan Masjid Indonesia dan panti jompo, untuk membantu akses para lansia mendapatkan vaksinasi.

"Jadi kita datangi di mana lansia itu biasa berkumpul. Kita kerjasama dengan dewan masjid Indonesia, jadi lansia bisa vaksin di masjid. Kita juga datangi panti jompo karena di sana juga banyak lansia yang kesusahan untuk mendatangi tempat vaksin," tutupnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI