Hanya 0,6 Persen Pasien Hipertensi di Indonesia yang Punya Alat Tensi

Kamis, 03 Juni 2021 | 19:16 WIB
Hanya 0,6 Persen Pasien Hipertensi di Indonesia yang Punya Alat Tensi
Ilustrasi alat tensi. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pandemi Covid-19 meningkatkan risiko hipertensi atau tekanan darah tinggi akibat beban kerja semakin berat yang memicu stres, dan gaya hidup tidak aktif hanya di dalam rumah saja.

Hipertensi adalah kondisi ketika tekanan darah meningkat di atas normal atau lebih dari 130/mmHG.

Inilah sebabnya alat pengukur tekanan darah atau alat tensi (tensimeter) perlu dimiliki untuk memantau dan mengontrol hipertensi yang akan mencegah sakit jantung, stroke, hingga gagal ginjal.

Sayangnya, hasil penelitian JETRO Survey and OHQ Market di 2019 menunjukkan kepemilikan alat tensi di Indonesia jumlahnya masih sangat sedikit, sebagaimana yang diungkap Herry Hendrayadi, Marketing Manager OMRON Healthcare Indonesia.

Baca Juga: Beban Kerja Bertambah saat Pandemi, Berisiko Tingkatkan Hipertensi pada Milenial

"Memang awareness (pengetahuan) alat tekanan darah itu masih cukup rendah di Indonesia. Kita lihat dibandingkan negara Asia lainnya, di Indonesia kepemilikan dari alat tensimeter masih cukup rendah dibandingkan negara yang lain," ujar Herry dalam acara virtual OMRON, Kamis (3/6/2021).

Dalam survei tersebut menunjukkan dari 43 pasien dengan hipertensi di Jepang, kepemilikan alat tensi hanya 7,3 persen. Pada 21 pasien hipertensi di Filipina hanya 1,1 persen yang punya alat tensi.

Di Vietnam hanya 3,0 persen dari 21 pasien hipertensi memiliki alat tensi, dan di Indonesia dari 58 pasien hipertensi hanya 0,6 persennya saja yang memiliki alat tensi.

Padahal menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, menunjukkan prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 34,1 persen dari 270 juta jiwa penduduk Indonesia.

Perlu diingat, hipertensi juga sering disebut sebagai silent killer alias pembunuh diam-diam. Ini karena pasien hipertensi kerap tidak merasakan gejala apapun saat tekanan darahnya sedang melonjak, parahnya kondisi tersebut sudah terjadi bertahun-tahun.

Baca Juga: Wajib Tahu, Begini Saran Dokter Untuk Cegah Serangan Jantung

Bahkan menurut data World Hypertension League (WHL), lebih dari 50 persen atau 1 miliar penduduk dunia tak menyadari bahwa dirinya memiliki tekanan darah tinggi atau hipertensi.

Padahal hipertensi sangatlah berbahaya, karena membuat penderitanya bisa tiba-tiba mengalami serangan stroke, gagal jantung, bahkan gagal ginjal.

Itulah sebabnya memeriksakan tekanan darah jadi hal yang penting, dan dianggap sebagai pemeriksaan kesehatan dasar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI