Suara.com - Penyakit mukormikosis bisa menyebabkan kematian jaringan organ hingga menimbulkan bercak hitam pada permukaan kulit. Sehingga wajar saja masyarakat awam lebih mengenalnya sebagai infeksi jamur hitam.
Tak sesuai namanya yang populer di masyarakat, jamur mucormycetes penyebab infeksi mukormikosis tidak sama sekali berwarna hitam.
Dokter spesialis paru dr. Anna Rozaliyani Sp.P(K)., menjelaskan bahwa jamur tersebut punya kemampuan merusak jaringan organ dengan sangat cepat. Hingga bisa menyebabkan kematian jaringan organ. Termasuk yang paling sering diserang adalah jaringan pembuluh darah dan menyebabkan trombosis atau gumpalan darah.
"Sehingga menyebabkan timbul kelainan jaringan yang mati jadi berwarna hitam. Ini yang harus kita waspadai," jelas dokter Anna dalam webinar Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Kamis (3/6/2021).
Baca Juga: Duh, Kematian karena Infeksi Jamur Hitam Sudah Merambak ke Irak
Daya kecepatan infeksi jamur mucormycetes bisa dalam hitingan 24 jam, lanjut dokter Anna. Sehingga risiko kematiannya bisa sangat tinggi, tergantung dari kondisi pasien.
"Tidak tertolong kalau kondisi pasien sudah sangat berat. Apakah ada faktor risiko yang memberatkan penyakitnya kemudian bagian tubuh mana yang terkena infeksi. Prinsipnya jamur ini bisa menyerang ke berbagai sistem organ, salah satu khasnya gejala klinisnya cepat sekali. Mungkin bukan hitungan minggu tapi hari," paparnya.
Sayangnya, diagnosis mukormikosis tidak bisa terjadi begitu saja. Tenaga medis haris berhati-hati dalam menetapkan diagnosis agar tidak terjadi kesalahan, terlebih jika fasilitas laboratorium masih terbatas.
Dokter Anna mengatakan, selain melihat gejala klinis yang dialami pasien, dokter juga harus mendapatkan informasi lain seperti riwayat kesehatan pasien, faktor risiko, hingga kelainan fisik yang terjadi.
"Paling penting juga pemeriksaan yang akan menentukan mikormikosis atau bukan. Salah satunya dengan pemeriksaan mikroskop," pungkasnya.
Baca Juga: Selain Diabetes, 4 Faktor Ini Picu Infeksi Jamur Hitam pada Pasien Covid-19!