Hoaks Seputar Vaksin Covid-19, Bikin Masyarakat Ogah Divaksinasi

Kamis, 03 Juni 2021 | 17:50 WIB
Hoaks Seputar Vaksin Covid-19, Bikin Masyarakat Ogah Divaksinasi
Ilustrasi vaksin Covid-19 (unsplash/@hakannural)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kabar hoaks seputar vaksinasi masih terus beredar di masyarakat Indonesia. Kondisi ini dikhawatirkan bisa mengurungkan niat orang untuk melakukan vaksinasi. 

Hal itu diungkap oleh Pemerhati Imunisasi dr. Julitasari Sundoro. Bahkan, ia menyebut bahwa  hoaks yang dirancang terkait vaksinasi sangat keji.

“Kok orang kok mau repot-repot membuat satu hokas, padahal hoaks itu keji banget. Bahkan ini dirancang untuk membuat satu berita seolah menjadi benar,” ungkapnya dalam Dialog Produktif ‘Hindari Hoaks Seputar Vaksinasi, Kamis (3/6/2021).

Ia menambahkan, para pembuat hoaks bisa menimbulkan efek keraguan masyarakat tentang vaksinasi. Sehingga hoaks bisa menghambat program vaksinasi Pemerintah.  

Baca Juga: Anthony Fauci Sebut Pembuatan Vaksin Covid-19 Bantu Pengembangan Vaksin HIV

Vaksinator memberikan suntikan vaskin Covid-19 dalam acara vaksinasi massal petugas pelayanan publik, TNI hingga wartawan di Pusat Pemerintahan Kota Tangerang, Jumat (26/2/2021). [Suara.com/Muhammad Jehan Nurhakim]
Vaksinator memberikan suntikan vaskin Covid-19 dalam acara vaksinasi massal petugas pelayanan publik, TNI hingga wartawan di Pusat Pemerintahan Kota Tangerang, Jumat (26/2/2021). [Suara.com/Muhammad Jehan Nurhakim]

“Ini yang menyebabkan cakupan vaksin turun. Kemudian hoaks juga berpengaruh terhadap imunisasi lainnya, tidak hanya vaksinasi Covid-19 saja,” tambah dr. Julitasari.

Ia menyarankan, masyarakat perlu mendapat penjelasan berita dari institusi yang kredibel. Misal insituti Kementerian Kesehatan dan Kominfo.

“Jangan ditelan mentah-mentah dan diterima beritanya. Kalau ragu harus crosscheck dan jangan langsung disebarkan,” ungkapnya.

Selain itu, mitos yang viral terkait vaksin Covid-19 yang mengandung magnet, menurutnya tidak benar.

“Tidak mungkin ada magnet. Jadi mungkin hanya sensasi saja,” katanya.

Baca Juga: Vaksin Sinovac Dapat EUL dari WHO, Ini Manfaatnya Menurut Wamenkes

Menurutnya, komunikasi juga penting agar masyarakat tidak menelan berita hoaks. “Komunikasi sangat penting. Selain itu, komunikasi soal hoaks juga bisa merugikan, yang asalnya orang tua sudah ingin vaksinasi, tapi malah nggak jadi,” ungkapnya.

Ia menambahkan, jika masyarakat mendengar kabar terkait demam pasca imunisasi, itu adalah respon imun yang alami.

“Jadi kalau misalnya kita mendengar kabar habis imunisasi terus demam, kita kan tahu waktu imunisasi bayi juga merasakan hal yang sama. Jadi itu respon imun dalam tubuh kita,” pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI