Suara.com - Program vaksinasi di Indonesia sudah berjalan sejak awal 2021 ini. Vaksinasi dianggap menjadi salah satu cara untuk memberi perlindungan masyarakat dari infeksi virus corona penyebab sakit Covid-19.
Selain itu, vaksinasi juga diharapkan dapat membentuk kekebalan kelompok atau herd immunity. Meski demikian, vaksinasi bukan satu-satunya jalan.
Hal ini diungkap penelitian yang terbit di JAMA Network Open. Tim peneliti melaporkan bahwa vaksinasi saja tidak cukup untuk mengakhiri pandemi Covid-19.
"Studi kami menyarankan untuk populasi 10,5 juta penduduk, dan ini dapat dihindari dalam 11 bulan dengan vaksin yang efikasinya lebih tinggi, cakupan yang lebih luas, menjaga jarak dan menggunakan masker," ungkap Mehul Patel, asisten profesor dari Universitas Carolina Chapel City.
Baca Juga: Selain Amerika, Ini 4 Negara yang Sudah Bebas Masker
Lewat keterangan rilis KPC PEN yang diterima Suara.com, Kamis (3/6/2021), bersama rekannya Patel menggunakan model matematika untuk mesimulasikan penyebaran Covid-19 pada 10 juta penduduk di Carolina Utara, Amerika Serikat.
Para ahli menyebutkan, meski efikasi vaksinasi harus tinggi, namun akan lebih baik jika diberikan vaksin efikasi rendah pada banyak penduduk, dibanding efikasi tinggi tetapi hanya sedikit penduduk.
Di sisi lain, Juru Bicara Program Vaksinasi Covid-19 Kemenkes dr. Siti Nadia Tarmizi, M. Epid juga mempertegas pentingnya protokol kesehataan meski vaksinasi terus berjalan.
"Penanganan pandemi Covid-19 tidak bisa dilakukan secara tunggal. Karena itu vaksinasi harus diiringi dengan disiplin menjalankan protokol kesehatan agar bisa mengendalikan pandemi ini," tegas dr. Nadia.
Dikatakan, kekebalan optimal baru bisa didapatkan setelah 28 hari penyuntikan vaksin. "Kekebalan optimal baru bisa didapatkan setelah 28 hari setelah penyuntikan," pungkas dr. Nadia Tarmizi.
Baca Juga: BMW Astra Gelar Vaksinasi Gotong Royong, Seluruh Karyawan Kini Sah Divaksin