Keren, Pertama Kalinya Ilmuwan Berhasil Menciptakan ASI di Laboratorium!

Kamis, 03 Juni 2021 | 07:15 WIB
Keren, Pertama Kalinya Ilmuwan Berhasil Menciptakan ASI di Laboratorium!
Ilustrasi air susu ibu (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Untuk pertama kalinya, ilmuwan dapat menciptakan ASI di laboratorium. Produk ini dinamai Biomilq dan dinilai mengandung nutrisi yang sama dengan ASI aslinya, seperti ratusan protein, karbohidrat kompleks, asam lemak, serta lipid yang berlimpah.

Perusahaan yang menciptakan Biomilq ini mengatakan produknya lebih dari sekedar kumpulan komponen ASI.

Pengembangan ASI laboratorium pada 2019

Biomilq lahir dari pengalaman rasa sakit pribadi penciptanya, yakni Strickland, seorang ahli biologi sel yang kesulitan menstimulasi ASI ketika putranya lahir lebih awal.

Baca Juga: Pamit ke Suami Beli Susu Anak, IRT Tewas Dimutilasi dan Dibakar

Lelah dengan stigma negatif yang diterimanya, ia akhirnya menumbuhkan sel-sel payudara di laboratorium pada 2013. Tetapi baru pada 2019, ia bermitra dengan ilmuwan makanan Michelle Egger untuk meluncurkan startup Biomilq.

Ilustrasi air susu ibu (Shutterstock).
Ilustrasi air susu ibu (Shutterstock).

Pada Februari 2020, mereka berdua mengumumkan bahwa sel-sel payudara yang mereka tumbuhkan di laboratorium membuat dua komponen utama ASI, yakni laktosa dan kasein.

Selanjutnya pada Juni 2020, mereka mengumumkan telah mendapat 3,5 juta USD (Rp49 miliar) dari investor.

Egger mengatakan kepada Insider bahwa timnya berharap untuk meluncurkan produk ASI mereka dalam waktu tiga tahun ke depan.

Hal itu dilakukan setelah mereka belajar lebih banyak tentang bagaimana sel-sel terbaik berkembang di luar tubuh, memeriksa semua kotak pengaman, dan mendapat persetujuan dari regulator.

Baca Juga: Ada Banyak Jenis Susu Di pasaran, Mana Paling Baik Dikonsumsi Saat Pagi Hari?

"Biolimq akan terlihat mirip dengan susu," ujar Egger.

Timnya saat ini sedang menyusun strategi bagaimana mengurangi biaya sehingga produk tidak akan jauh lebih mahal dari susu formula.

Meski begitu, Egger mengklaim produk mereka tidak identik dengan ASI, seperti berubah sesuai kebutuhan bayi tertentu, menawarkan perlindungan yang sama untuk sistem kekebalan bayi, atau mencerminkan pola makan sang ibu.

"Kami tidak berniat mengganti ASI. Sebaliknya, kami bermaksud menawarkan kepada orang tua pilihan makanan tambahan lainnya untuk memberi makan bayi yang lebih sehat, memberdayakan orang tua melalui pilihan, dan berkontribusi pada planet yang lebih sehat," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI