KDRT: Ibu Tega Memaksa Putrinya Jalani Ratusan Prosedur Medis Walau Sebenarnya Sehat

Selasa, 01 Juni 2021 | 18:30 WIB
KDRT: Ibu Tega Memaksa Putrinya Jalani Ratusan Prosedur Medis Walau Sebenarnya Sehat
Ilustrasi anak sakit. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Shopie Hartman (31) asal Washington, Amerika, mendapat tuduhan melakukan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) terhadap anaknya yang masih berusia enam tahun.

Berdasarkan laporan pada akhir Mei ini, ibu dua anak tersebut telah memaksa anaknya menjalani setidaknya 473 prosedur medis yang tidak perlu.

Di dalam dokumen disebutkan daftar prosedur yang perlu dijalani sang anak sejak 2016, yakni pemasangan selang makanan langsung ke perut, implan hormonal, dan nutrisi parenteral total (TPN), yang dilakukan kepada pasien yang sama sekali tidak bisa mencerna seluruh jenis nutrisi.

Selain itu, sang anak juga terpaksa harus menggunakan penyangga kaki serta kursi roda, meski dokter mengatakan bahwa putri Hartman tidak memerlukan pengobatan.

Baca Juga: Krisdayanti Kenang Momen Aurel Saat Keguguran, Ngeluh Sakit Usai Main TikTok

Dilansir Insider, Hartman mengadopsi kedua putrinya dari Zambia, Afrika.

Ilustrasi anak sakit. (Shutterstock)
Ilustrasi anak sakit. (Shutterstock)

Putrinya yang berusia enam tahun ini sempat dirawat di Rumah Sakit Anak Seattle pada Februari lalu selama 16 hari. Tetapi dokter menemukan sang putri sehat dan membuatnya khawatir ketika membaca riwayat perawatan kedua anak yang banyak.

Direktur Rumah Sakit Anak Seattle, Rebecca Wiester, pun menulis surat kepada Departemen Anak, Remaja, dan Keluarga setempat, mendorong penyelidikan terhadap kasus anak enam tahun tersebut.

Dalam surat tersebut ditulis bahwa dokter yakin bahwa sang anak menghadapi risiko besar di tangan pengasuhnya (Hartman).

Saat polisi memeriksa Hartman, riwayat pencariannya di iPad dan iPhone-nya menunjukkan kata kunci "bagaimana mendapatkan bayaran untuk merawat anggota keluarga yang cacat", "membuat model alat bantu dengar palsu", dan "lagu pemakaman".

Baca Juga: Gara-gara Jenguk Satu Keluarga Sakit, Puluhan Warga Bambu Apus Terinfeksi Covid-19

Jaksa penuntut mengatakan sejak sang anak berhenti mengonsumsi obat, kondisinya telah sembuh total dan tidak lagi membutuhkan selang makanan, TNP, kursi roda, serta kawat gigi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI