Wamenkes Ingatkan Jumlah Perokok Aktif Usia Anak Terus Meningkat

Selasa, 01 Juni 2021 | 11:55 WIB
Wamenkes Ingatkan Jumlah Perokok Aktif Usia Anak Terus Meningkat
Dampak merokok pada keluarga. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Jumlah perokok aktif di Indonesia kian meningkat. Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono menyebut Indonesia masuk salah satu negara di dunia dengan tingkat perokok aktif sangat tinggi.

"(Indonesia) nomor tiga di dunia setelah India dan China," kata Dante dalam perayaan Hari Tanpa Tembakau Sedunia yang disiarkan melalui kanal YouTube Kemenkes, Senin (31/5/2021).

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kemenkes terungkap peningkatan terjadi pada prevalensi perokok aktif anak yaitu usia 10-18 tahun.

Dengan demikian, tingkat perokok aktif anak meningkat dari 7,2 persen pada tahun 2013 menjadi 9,1 persen tahun 2018.  

Baca Juga: Jumlah Perokok Anak Makin Tinggi, Saatnya Revisi PP 109/2012 Dikebut?

Data perokok elektronik juga meningkat dari 1,2 persen tahun 2016 menjadi 10,6 persen pada 2018.

"Ini membuat kita semua menjadi prihatin karena rokok di Indonesia menjadi salah satu yang paling aktif dilakukan dibandingkan negara lain," imbuh Dante.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa hingga tahun 2020 penggunaan tembakau telah membunuh lebih dari 8 juta orang per tahun. Terdiri dari 7 juta orang pengguna aktif tembakau, sementara 1 juta orang lainnya adalah perokok pasif. 

Data tersebut, menurut Dante, menjadi bukti bahwa merokok tidak hanya berbahaya bagi perokok aktif, tetapi juga  perokok pasif yang ada di sekelilingnya ikut menghirup asap rokok dan terkena imbas dari penggunaan tembakau tersebut.

Dante menambahkan, berdasarkan survei yang diselenggarakan tahun 2017 kondisi global menunjukkan bahwa sekitar 7,1 persen penyebab kematian di dunia adalah penyakit tidak menular yang membunuh 36 juta per tahun, data WHO pada 2018.

Baca Juga: Hits Health: Jumlah Perokok Anak Naik, Turun BB Ikut Turunkan Lemak Perut

Kebiasaan merokok jadi kedua terbanyak faktor pengebab kematian tersebut.

"Di Indonesia berdasarkan faktor penyebab kematian adalah tekanan darah tinggi atau hipertensi 28 persen, merokok 17,3 persen, pola hidup tidak sehat 16,4 persen, gula darah tinggi 15,2 persen, obesitas 10,9 persen, dan kurang aktivitas fisik 1,4 persen," ungkap Dante.

Dante mengingatkan bahwa merokok jadi pemicu banyak penyakit tidak menular. Seperti kanker, penyakit jantung, penyakit pernapasan paru obstruktif kronis, stroke, dan penyakit pembuluh darah. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI