Suara.com - Pembelajaran Tatap Muka (PTM) rencananya akan dilakukan pada bulan Juli mendatang secara terbatas. Meski demikian, pelaksanaan PTM ini masih dikaji oleh emerintah.
Diungkap oleh Juru Bicara Pemerintah Covid-19 dr. Reisa Broto Asmoro, pemerintah saat ini masih mengkaji PTM agar sesuai dengan kebutuhan pembelajaran dari setiap siswa.
Dalam acara Persiapan Pembelajaran Tatap Muka, Senin (31/5/2021), dr. Reisa menekankan bahwa kesehatan menjadi prioritas utama dalam melaksanakan PTM. Tidak hanya itu, proses tumbuh kembang anak, terutama siswa sekolah, juga perlu diperhatikan.
Meski berharap PTM ini bisa terlaksana, dr. Reisa menekankan perlunya diberlakukan wajib protokol kesehatan dan tenaga pendidik sudah divaksinasi.
Baca Juga: Pembelajaran Tatap Muka di Tahun Ajaran Baru, Pemkot Solo akan Terapkan Secara Bertahap
Dr. Reisa juga khawatir jika siswa berkepanjangan melakukan belajar secara online, berbagai risiko bisa meningkat, termasuk berhenti sekolah.
“Bagaimana kalau siswa tidak bisa belajar jarak jauh? Kan tidak bisa dibiarkan. Karena kalau nggak, siswa bisa berhenti sekolah,” ungkapnya.
Dr. Reisa juga berencana akan membuka pembelajaran tatap muka bagi sekolah PAUD dan juga TK.
“Dari hasil penelitian, anak usia PAUD, SD, dan sederajat lebih memiliki tingkat kesulitan belajar dari jarak jauh. Sementara semua orangtua tidak bisa mendampingi anak tersebut, tentu ini akan ada kesenjangan dalam capaian belajar,” katanya.
Walau nanti pembelajaran tatap muka dibuka secara terbatas, dr. Reisa berpesan tetap prioritaskan keselamatan dan kesehatan anak sekolah.
Baca Juga: Catat! Sekolah Sering Tawuran di Bogor Dilarang Ikut Uji Coba PTM
“Tetap utamakan keselamatan dan kesehatan semua pihak, termasuk anak-anak sekolah,” pungkasnya.