Hits Health: Penyebab Tubuh Sering Kedinginan hingga Tanda Kurang Gerak

Vania Rossa Suara.Com
Selasa, 01 Juni 2021 | 10:26 WIB
Hits Health: Penyebab Tubuh Sering Kedinginan hingga Tanda Kurang Gerak
Ilustrasi kedinginan. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Orang dengan intoleransi dingin justru sering merasa kedinginan ketika orang lain merasa nyaman atau hangat. Intoleransi dingin ini hanya bisa terjadi di bagian tubuh tertentu, seperti tangan atau kaki. Namun, intoleransi dingin juga bisa menjadi gejala dari kondisi medis yang mendasarinya, lho. Apa saja?

Bagi Anda yang lebih sering bekerja di belakang meja, Anda perlu bergerak lebih banyak di sela-sela waktu bekerja. Jika tidak, Anda mungkin berisiko menghadapi beberapa masalah kesehatan fisik dan mental terkait kurang gerak. Yuk kenali apa saja tanda yang menunjukkan bahwa Anda kurang gerak!

Selengkapnya, ada di bawah ini !

1. Jangan Abaikan Tubuh Sering Kedinginan, Bisa Jadi Tanda 5 Kondisi Ini!

Baca Juga: Mudah Menggigil dan Kedinginan? Genetik Ternyata Berpengaruh!

Ilustrasi kedinginan. (Shutterstock)
Ilustrasi kedinginan. (Shutterstock)

Orang dengan intoleransi dingin justru sering merasa kedinginan ketika orang lain merasa nyaman atau hangat. Intoleransi dingin ini hanya bisa terjadi di bagian tubuh tertentu, seperti tangan atau kaki.

Beberapa orang secara alami cenderung merasa lebih dingin daripada yang lain, tanpa sebab yang jelas. Namun, intoleransi dingin juga bisa menjadi gejala dari kondisi medis yang mendasarinya.

Baca selengkapnya

2. Jangan Abaikan, Ini 8 Tanda Bahwa Tubuh Anda Kurang Gerak

Ilustrasi kurang gerak. (pexels.com/Flora Westbrook)
Ilustrasi kurang gerak. (pexels.com/Flora Westbrook)

Bagi Anda yang lebih sering bekerja di belakang meja, Anda perlu bergerak lebih banyak di sela-sela waktu bekerja. Jika tidak, Anda mungkin berisiko menghadapi beberapa masalah kesehatan fisik dan mental terkait kurang gerak.

Baca Juga: Kedinginan dan Tidak Nafsu Makan Disebut Jadi Gejala Baru Covid-19

Menggerakkan tubuh punya banyak manfaat, tak hanya untuk kesehatan fisik, tetapi juga kesehatan mental. Bergerak dapat meningkatkan fungsi setiap bagian tubuh, mulai dari persendian hingga otak. Bergerak juga meningkatkan sirkulasi darah, mendorong aliran cairan getah bening, meningkatkan energi, meningkatkan mood, dan mengatur pembuangan.

Baca selengkapnya

3. Gejala Diabetes Tipe 2: Waspadai Kulit Tangan Bertekstur!

Ilustrasi tangan. (Unsplash)
Ilustrasi tangan. (Unsplash)

Diabetes tipe 2 salah satu kondisi medis yang bisa menyebabkan masalah kesehatan serius bila diabaikan. Karena itu, semua orang perlu mewaspadai gejalanya supaya terdeteksi lebih dini dan menjalani pengobatan lebih cepat.

Menurut American Academy of Dermatology (AAD), punggung tangan terasa kencang dan kulit terlihat bertekstur termasuk kondisi yang perlu diwaspadai.

Baca selengkapnya

4. Bolehkan Pasien Diabetes Minum Madu? Begini Aturannya!

Ilustrasi madu. (Sumber: Shutterstock)
Ilustrasi madu. (Sumber: Shutterstock)

Madu adalah pemanis alami dari lebah yang bisa digunakan sebagai pengganti gula. Madu juga memiliki lebih banyak karbohidrat dan kalori per sendok teh dibandingkan gula meja.

Menurut Departemen Pertanian Amerika Serikat, 1 sendok makan madu mentah memiliki sekitar 60 kalori dan 17 gram karbohidrat. Madu juga mengandung banyak vitamin dan mineral, termasuk zat besi, vitamin C, folat, magnesium, kalium, dan kalsium.

Baca selengkapnya

5. Intelijen Amerika Diminta Berbagi Informasi soal Asal Covid-19 dengan WHO

Ilustrasi virus corona. [Shutterstock]
Ilustrasi virus corona. [Shutterstock]

Seorang pakar kesehatan yang berafiliasi dengan lembaga kesehatan dunia WHO meminta badan-badan intelijen Amerika Serikat untuk berbagi data terkait sumber atau asal Covid-19 yang kini menjadi wabah di dunia.

Pekan lalu surat kabar Wall Street Journal melaporkan bahwa beberapa badan intelijen AS mengaku mengetahui ada tiga orang pegawai laboratorium virus di Wuhan yang dirawat dengan gejala mirip Covid-19 pada November 2019, sekitar sebulan sebelum wabah virus corona baru itu teridentifikasi.

Baca selengkapnya

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI