Dokter Sebut Pasien Penyakit Jantung Bawaan Kurang Perhatian

Risna Halidi Suara.Com
Senin, 31 Mei 2021 | 17:30 WIB
Dokter Sebut Pasien Penyakit Jantung Bawaan Kurang Perhatian
Ilustrasi kesehatan jantung. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menurut data organisasi jantung dunia, diperkirakan ada 1,2 juta anak dari 135 juta kelahiran mengidap Penyakit Jantung Bawaan (PJB) atau Congenital Heart Disease (CHD).

PJB sendiri merupakan penyakit jantung yang telah ada sejak lahir akibat pembentukan jantung yang tidak sempurna pada fase awal perkembangan janin di dalam kandungan.

Kata Dokter Spesialis Penyakit Jantung Bawaan dari Heartology Cardiovascular Center, dr. Radityo Prakoso mengatakan, sebagian besar pasien PJB terabaikan (tidak ditangani dengan benar) di awal kelahiran.

Kata Radityo, pasien PJB setidaknya perlu satu kali konsultasi dengan dokter jantung subspesialis Penyakit Jantung Bawaan.

Baca Juga: Polusi Udara Dapat Mengurangi Angka Harapan Hidup

Dengan begitu, tambahnya, pasien PJB dapat memiliki harapan hidup tiga kali lebih besar apabila ditangani oleh dokter spesialis jantung dan bedah jantung bawaan secara benar.

“Pasien merasa telah sembuh karena telah ditangani waktu masih anak-anak sehingga tidak konsultasi secara rutin pada masa remaja dan dewasa. Kesibukan bekerja, konsultasi dengan dokter yang kurang tepat ataupun sikap abai pasien terhadap keluhan yang dirasakan."

"Penurunan fungsi jantung ini terjadi secara bertahap, sehingga dengan berkonsultasi secara teratur, kerusakan ini dapat dideteksi secara dini," jelas Radityo melalui siaran pers yang diterima Suara.com, ditulis Senin (31/5/2021).

Seiring dengan kemajuan medis, kini pasien PJB dapat ditangani tanpa pembedahan. Misalnya, pasien PJB dapat melakukan Intervensi kateter Zero Fluoroscopy tanpa radiasi, sebuah teknik mutakhir tanpa pembedahan.

Metode tersebut dipelopori oleh dr. Radityo Prakoso dan dapat dilakukan di Heartology, Brawijaya Hospital Saharjo, Jakarta Selatan.

Baca Juga: Gawat! Pasien Penyakit Jantung 3 Kali Lebih Rentan Kena Diabetes

Radityo mengatakan, prosedur tersebut menggunakan bantuan imaging murni dari ekokardiografi, tanpa menggunakan sinar radiasi. Apalagi radiasi terbukti dapat menimbulkan efek jangka panjang baik untuk pasien maupun dokter dan tim laboratorium kateterisasi.

 "Keuntungan Zero Fluoroscopy antara lain hari perawatan yang singkat, penggunaan anestesi dan obat-obatan lebih sedikit, bekas luka sayatan sangat kecil, serta biaya lebih efektif," tutupnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI