Suara.com - Sejumlah pasien Covid-19 yang telah sembuh dikabarkan masih mengalami gejala dan keluhan. Kondisi itu dikenal dengan istilah long Covid-19.
Pasien yang mengalami Long Covid-19 sebagian memiliki risiko gejala seperti kelelahan fisik, depresi, cemas, sesak napas, nyeri otot, dan kehilangan konsentrasi.
Meski demikian, pasien yang mengalami gejala long covid-19 tidak hanya mengalami keluhan ringan, tapi juga bisa mengalami kerusakan organ paru-paru. Ini diungkap oleh Dokter Spesialis Penyakit Dalam Rumah Sakit Darmo, dr. Restie Warapsari SpPD.
“Kenapa bisa terjadi? Ternyata virus yang masuk ke dalam tubuh kita menimbulkan radang sistemik dan badai sitokin, ini bisa menyebabkan kerusakan organ paru,” ungkapnya pada acara webinar bertema Mengenali Dan Mengatasi Long Covid-19, beberapa waktu yang lalu.
Baca Juga: Wah, Rusia Lakukan Vaksinasi Covid-19 untuk Hewan Peliharaan
Ia mengatakan, meski pasien sudah di PCR dan hasilnya negatif, sebagian virus masih menetap walau sudah dinyatakan sembuh.
“Ada juga sebagian virus yang masuk walau PCR sudah negatif, meski sudah sembuh, radang masih menetap di paru-paru,” kata dr. Restie.
Restie menjelaskan, faktor terjadinya Long Covid-19 sebagian besar karena faktor internal dari masing-masng individu. Terutama kaitannya dengan kekebalan tubuh.
“Yang jadi pengaruhnya itu dari pasiennya sendiri, bagaimana sistem kekebalan tubuhnya. Apakah baik atau buruk,” ungkapnya.
Sementara itu, kelompok yang berisiko terkena long covid-19 terjadi antara lain kelompok usia di atas 55 tahun, pasien obesitas, pasien wanita, pasien komorbid, dan pasien Covid-19 berat.
Baca Juga: Heboh Vaksin Covid-19 Mengandung Magnet Bikin Koin Nempel, Bagaimana Faktanya?
“Risiko long covid-19 juga terjadi pada kelompok komorbid, bisa diabetes, gagal ginjal, hipertensi dan asma. Tapi untuk asma banyak pasien yang tidak bertahan walau sudah dinyatakan sembuh,” katanya.
Ia menambahkan, sebagian masyarakat masih ada yang cuek dengan kondisi long covid-19.
“Buruknya lagi, sebagian orang ada yang kurang aware dan cuek dengan kondisi long covid ini, sehingga bisa menjadi beban mental nantinya,” kata dr. Restie Warapsari.