Meski Kurang Efektif, Vaksin Pfizer Cukup Bisa Melindungi dari Virus Corona India

Senin, 31 Mei 2021 | 12:21 WIB
Meski Kurang Efektif, Vaksin Pfizer Cukup Bisa Melindungi dari Virus Corona India
Botol vaksin Pfizer pertama yang digunakan vaksinasi (Museum Nasional Sejarah Amerika Smithsonian)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Vaksin Pfizer sedikit kurang efektif, tetapi diperkirakan masih bisa melindungi dari varian baru virus corona Covid-19 dari India, yang dinilai lebih mudah menular dari jenis pertama.

"Meskipun kemanjurannya sedikit berkurang, vaksin Pfizer mungkin melindungi terhadap varian India menurut hasil uji laboratorium," kata Olivier Schwartz, direktur Institut Pasteur Prancis dan rekan penulis studi.

Studi ini mengambil sampel 28 petugas kesehatan di kota Orleans, Prancis. Sebanyak 16 di antaranya telah menerima dua dosis Pfizer, sedangkan 12 lainnya menerima satu dosis vaksin AstraZeneca.

Mereka yang disuntik Pfizer mengalami penurunan antibodi hingga tiga kali lipat terhadap varian India B.1.617. Namun orang-orang tersebut masih terlindungi dari penyakit Covid-19, bukan virusnya.

Baca Juga: Negeri Komunis China Bantu Palestina Rp 14 Miliar dan 200 Ribu Vaksin

"Situasinya berbeda dengan vaksin AstraZeneca, yang menyebabkan tingkat antibodi yang sangat rendah dan menetralkan varian dari India," kata Schwartz, dilansir Medical Xpress.

Penampakan virus corona baru (COVID-19), credit: NIAID-RML
Penampakan virus corona baru (COVID-19), credit: NIAID-RML

Selama satu tahun terakhir, orang yang sudah divaksin Pfizer memiliki cukup antibodi untuk melawan varian India. Tetapi antibodi tersebut tiga hingga enam kali lebih rendah dibandingkan ketika melawan varian virus corona Inggris.

Jadi, studi ini juga menunjukkan bahwa varian virus corona dari India memperoleh resistensi parsial terhadap antibodi.

Sejak pertama kali muncul pada akhir 2019 di Wuhan, China, SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19 telah mengembangkan beberapa varian baru. Biasanya, varian ini dinamai sesuai dengan tempat pertama kali muncul, seperti strain Afrika Selatan dan Inggris.

Varian yang pertama kali terdeteksi di India tampaknya jauh lebih mudah ditularkan daripada variasi sebelumnya. Sekarang secara resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah muncul di 53 negara.

Baca Juga: CDC Rilis Panduan Tangani Pasien Peradangan Jantung Usai Vaksin Covid-19

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI