Rasa Sakit yang Timbul akibat Penolakan Justru Membantu Manusia Bertahan Hidup

Senin, 31 Mei 2021 | 12:21 WIB
Rasa Sakit yang Timbul akibat Penolakan Justru Membantu Manusia Bertahan Hidup
Ilustrasi patah hati (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Rasa sakit tidak hanya ditimbulkan oleh luka fisik saja, tetapi juga emosional. Misalnya, rasa sakit yang muncul akibat putus cinta. Meski tak terlihat, rasa sakit itu tetap terasa di dada.

Namun, ternyata perasaan sakit tersebut justru membantu kita bertahan hidup.

Profesor psikologi di Universitas Toronto, Geoff MacDonald, mengatakan bahwa nyeri merupakan sinyal bahaya. Contohnya, saat Anda meletakkan tangan di benda panas, neuron di otak akan aktif untuk mengirim pesan bahwa ada yang salah pada tubuh.

"Rasa sakit sangat bagus dalam menganggu perhatian dan membuat Anda sangat fokus untuk menghentikan hal buruk," tutur MacDonald, dilansir Live Science.

Baca Juga: Ini Penyembuhan Emosional Setelah Keguguran Seperti Aurel Hermansyah

Dari perspektif evolusi, penolakan adalah hal yang sangat buruk.

Ilustrasi patah hati (freepik.com/freepik)
Ilustrasi patah hati (freepik.com/freepik)

Penelitian menunjukkan otak akan berperilaku sama seperti yang terjadi saat mengalami sakit fisik ketika kita menerima penolakan.

Pada 2011, sekelompok psikolog menggunakan mesin pencitraan resonansi magnetik fungsional (fMRI) untuk memindari otak 40 orang yang patah hati. Kemudian, peneliti juga memindai otak peserta saat mereka mengalami sensasi menyakitkan secara fisik.

Hasilnya, yang terbit di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS), menemukan patah hati dan sensasi fisik sama-sama mengaktifkan area otak yang terkait dengan rasa sakit.

Tinjauan terhadap 524 studi ilmu saraf lainnya tentang hal yang sama juga mendukung temuan para psikolog tersebut. Area otak yang sama dikaitkan dengan nyeri hingga 88 persen.

Baca Juga: Waspada, Kondisi Emosional Berikut Bisa Tingkatkan Risiko Kanker

Di sisi lain, ada juga sindrom patah hati, suatu kondisi di mana jantung melemah untuk sementara waktu. Hal ini menyebabkan ruang poma utama, yakni vertikel kiri, menggelembung dan memompa secara tidak benar.

Kondisi tersebut, yang juga dikenal sebagai sindrom takotsubo (TTS), terkait dengan meningkatnya aktivitas di otak akibat peristiwa stres, seperti kematian orang yang dicintai.

Sakit hati mungkin menyakitkan, tetapi lain kali saat menghadapi rasa sakit karena kehilangan atau penolakan, Anda dapat terhibur dengan kenyataan bahwa rasa sakit yang dirasakan kemungkinan besar berevolusi untuk membantu Anda bertahan hidup.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI