Suara.com - Perdana Menteri Malaysia mengumumkan pada hari Jumat (28/5/2021) bahwa negara tersebut akan melakukan penutupan secara penuh. Hal ini disebabkan karena negara tersebut mengalami kenaikan kasus Covid-19 yang signifikan. Dalam hal ini, kegiatan ekonomi dan sosial dihentikan selama dua minggu untuk menahan wabah yang memburuk.
Melansir dari Medical Xpress, Perdana Menteri Muhyiddin Yassin mengatakan keputusan untuk menerapkan lockdown mulai 1 Juni di mana kasus harian 8.000 pada hari Jumat.
Pemerintah awal bulan juni memberlakukan penguncian sebagian hingga 7 Juni, menghentikan penutupan bisnis untuk mencegah kemungkinan bencana ekonomi. Tetapi infeksi baru telah meningkat sejak festival Idul Fitri. Kasus di negara tersebut melonjak menjadi 8.290 pada hari Jumat.
Kasus ini meningkatkan total kasus negara menjadi 549.514. Kementerian kesehatan juga melaporkan 61 kematian pada hari Jumat, mendorong penghitungan menjadi 2.552 hampir 40 persen tercatat pada bulan ini saja. Total kasus dan kematian Malaysia melonjak hampir lima kali lipat dibandingkan tahun lalu.
Baca Juga: Seekor Kelelawar Tiba-tiba Terbang di Kabin, Pesawat Air India Putar Balik
Muhyiddin mengatakan dalam pernyataannya bahwa semua kegiatan bisnis akan ditutup 1 hingga 14 Juni dalam fase pertama lockdown penuh kecuali untuk layanan penting. Jika kasus harian turun, beberapa sektor ekonomi akan diizinkan untuk dibuka kembali.
Muhyiddin berjanji bahwa pemerintah akan memperkuat sistem perawatan kesehatan untuk memastikannya tidak runtuh dan meningkatkan vaksinasi.
Menteri Senior Ismail Sabri mengatakan bahwa banyak etnis Muslim Melayu melanggar aturan keamanan Covid-19 yang melarang mereka saling mengunjungi selama perayaan Idul Fitri.
Dia mengatakan 24 cluster Idul Fitri telah terdeteksi dengan 850 kasus yang dikonfirmasi. Banyak kasus positif melibatkan orang-orang yang tidak menunjukkan gejala.
Baca Juga: Sebanyak 26 Warga Nglempong Positif Covid-19 Diisolasi di Rusunawa Gemawang