Data Italia: Kekebalan Covid-19 Bertahan Lama, Infeksi Ulang Jarang

Sabtu, 29 Mei 2021 | 07:59 WIB
Data Italia: Kekebalan Covid-19 Bertahan Lama, Infeksi Ulang Jarang
Ilustrasi virus corona, hidung, mimisan (Pixabay/mohamed_hassan)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penelitian jangka panjang dari Italia menunjukkan bahwa kekebalan orang setelah infeksi Covid-19  lebih lama dari yang telah dikira. Studi mereka menunjukkan bahwa infeksi ulang setelah pemulihan dari infeksi Covid-19 sangat jarang dan kekebalan pada mantan pasien dapat bertahan lama.

"Kekebalan alami terhadap SARS-CoV-2 tampaknya memberikan efek perlindungan setidaknya selama satu tahun, serupa dengan perlindungan yang dilaporkan dalam studi vaksin baru-baru ini," ujar Dr. Nicola Mumoli, tim penelitian dari Rumah Sakit Fornaroli, seperti yang dikutip dari Medicinenet.  Penemuan ini diterbitkan pada jurnal JAMA Internal Medicine.

Meski begitu peneliti menegaskan bahwa mantan pasien Covid-19 masih memerlukan vaksin. 

"Pertama, kami tidak tahu berapa lama kekebalan alami bertahan setelah pemulihan Covid-19," tulis Dr. Mitchell Katz, dari NYC Health and Hospitals.

Baca Juga: Wujud Solidaritas, Indonesia Kembali Kirim 2.000 Tabung Gas Oksigen ke India

"Selain itu, tidak jelas berapa banyak kekebalan berbasis penyakit yang melindungi terhadap varian baru SARS-CoV-2," tambahnya.

Ilustrasi virus corona. [Shutterstock]
Ilustrasi virus corona. [Shutterstock]

Kelompok Mumoli melacak tingkat infeksi baru di antara lebih dari 15.000 penduduk wilayah Italia utara Lombardy menggunakan tes usap PCR  yang dilakukan pada awal 2020 hingga akhir Februari 2021. Hampir 13.000 orang dinyatakan negatif Covid-19-19 pada tes, sementara 1.579 dinyatakan positif.

Dalam waktu sekitar satu tahun setelah itu, hanya 0,31% (lima orang) dari mereka yang sebelumnya terinfeksi mengalami infeksi kedua Covid-19. Empat dari lima pasien bekerja di atau mengunjungi rumah sakit di mana menunjukkan bahwa mereka memiliki potensi paparan virus yang sangat tinggi. Hanya satu dari lima pasien yang terinfeksi ulang mengalami gejala berat. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI