Kapan Vaksin Covid-19 Khusus Anak Siap Diberikan di Indonesia? Ini Prediksi Pakar

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Jum'at, 28 Mei 2021 | 16:23 WIB
Kapan Vaksin Covid-19 Khusus Anak Siap Diberikan di Indonesia? Ini Prediksi Pakar
ilustrasi imunisasi dan vaksinasi. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Adanya vaksin Covid-19 khusus anak penting demi tercapainya cita-cita herd immunity. Lalu, kapan vaksin tersedia untuk anak-anak Indonesia?

Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran (UNPAD) Prof. Dr. dr. Cissy Rachiana Sudjana Prawira-Kartasasmita, Sp.A., M.Sc mengatakan hingga saat ini, penelitian vaksin Covid-19 khusus anak-anak masih dilakukan oleh negara-negara pembuat vaksin.

Sehingga belum ada perkiraan waktu yang akurat terkait pelaksanaan vaksinasi Covid-19 untuk anak-anak.

"Amerika Serikat menggunakan vaksin Pfizer baru akan memberikan vaksin ke anak-anak di bawah 11 tahun mulai tahun 2022," tutur Prof Cissy, dalam webinar SuaraLive Menyongsong Vaksin Covid-19 untuk Anak-anak, Jumat (28/5/2021).

"Indonesia Bagaimana? Harapannya sih kalau akhir tahun 2021 sudah tercapai target vaksinasi 180 juta orang, maka kalau ada sisanya bisa untuk anak-anak. Semoga sih, musim sekolah tahun depan sudah ya," ungkapnya lagi.

Dalam pemaparannya Prof Cissy menjelaskan mengapa penelitian vaksin Covid-19 untuk anak-anak membutuhkan waktu yang lebih lama daripada orang dewasa.

Pertama, anak-anak bukanlah kelompok prioritas penerima vaksin. Saat ini kelompok prioritas vaksin adalah lansia dan tenaga kesehatan karena memiliki angka kejadian kasus dan tingkat kematian yang tinggi.

"Total meninggal anak-anak 1,3 persen, sementara lansia 35,5 persen," ungkapnya.

Kedua, anak-anak memiliki respons imun yang berbeda dengan orang dewasa. Sehingga pemberian obat-obatan maupun vaksin wajib memerhatikan hal tersebut.

Baca Juga: Vaksin Covid-19 Menempel di Kulit Tanda Ada Magnet dari Microchip, Mitos atau Fakta?

"Ingat anak-anak bukan orang dewasa kecil. Sistem imun berbeda, respons terhadap suntikan benda asing berbeda, lebih kompleks. Sehingga butuh penelitian lebih panjang," tambah dokter spesialis anak ini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI