BPOM AS: Kasus Peradangan Jantung Efek Vaksin Covid-19 Jarang Terjadi

Jum'at, 28 Mei 2021 | 14:04 WIB
BPOM AS: Kasus Peradangan Jantung Efek Vaksin Covid-19 Jarang Terjadi
Ilustrasi sakit jantung [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika (FDA) mengatakan dampak buruk vaksin Covid-19, peradangan jantung, yang terjadi remaja dan orang dewasa muda diperkirakan sangat langka terjadi.

Tidak hanya itu, FDA juga masih belum tahu apakah efek kesehatan tersebut, yang disebut miokarditis, berkaitan dengan vaksin.

Pernyataan FDA tersebut menanggapi laporan kelompok keamanan vaksin dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) yang sedang menyelidiki beberapa kasus miokarditis pada penerima vaksin Covid-19.

Miokarditis merupakan peradangan pada lapisan tengah dinding jantung. Biasanya, kondisi ini disebabkan oleh infeksi virus.

Baca Juga: WHO: Afrika Butuhkan Minimal 20 Juta Vaksin Covid-19 Dalam Enam Minggu Mendatang

Pada kondisi parah, mikorditis dapat melemahkan jantung hingga menyebabkan gagal jantung, detak jantung tidak normal, hingga kematian mendadak.

Ilustrasi serangan jantung. (Sumber: Shutterstock)
Ilustrasi sakit jantung. (Sumber: Shutterstock)

"Miokarditis dapat mempengaruhi otot jantung dan sistem kelistrikan jantung seseorang, mengurangi kemampuannya untuk memompa dan menyebabkan ritme jantung yang cepat atau tidak normal,” menurut Mayo Clinic.

Pada kasus vaksin Covid-19, penyakit ini dialami remaja dan orang dewasa muda dalam empat hari setelah mendapat suntikan.

Kondisi ini lebih sering dialami pria yang menerima vaksin mRNA, yakni Pfizer-BioNTech dan Moderna. Sebagian besar kasus tampaknya ringan, meski petugas kesehatan harus menindaklanjut pasien.

“Kami masih belum tahu apakah ini benar-benar terkait dengan vaksin,” kata Marks, direktur Pusat Evaluasi dan Penelitian Biologi FDA, dilansir CNBC.

Baca Juga: Update Covid-19 Global: WHO Diminta Lakukan Penyelidikan Tahap 2 di China

CDC sedang mengoordinasikan penyelidikannya dengan FDA, yang baru-baru ini mengesahkan vaksin Pfizer-BioNTech untuk remaja usia 12 hingga 15 tahun. Sementara vaksin Moderna dan Johnson & Johnson tersedia bagi usia 18 tahun ke atas.

Pakar kesehatan mengatakan, penemuan efek samping yang jarang terjadi setelah vaksin atau obat diberikan kepada masyarakat umum adalah hal biasa dan jika miokarditis ternyata terkait dengan vaksin Covid, risikonya dapat diabaikan jika dibandingkan dengan risiko terinfeksi Covid-19.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI