Kehamilan Kembar, Ini Risikonya Bagi Kesehatan Ibu dan Janin

Kamis, 27 Mei 2021 | 16:12 WIB
Kehamilan Kembar, Ini Risikonya Bagi Kesehatan Ibu dan Janin
Ilustrasi kehamilan kembar. [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Punya anak kembar mungkin jadi idaman bagi sebagian pasangan, karena menyadari akan memiliki anak lebih dari satu sekaligus. Tetapi kehamilan kembar berbeda dengan kehamilan tunggal. Ada risiko kesehatan yang mungkin bisa terjadi, baik pada ibu maupun janinnya.

"Kalau dari ibu sudah pasti berat badan jadi naik banget. Dan semua sistem jantung, paru, ginjal akan meningkat," jelas dokter kandungan dr. Nurwansyah, Sp.OG., dalam siaran langsung Instagram bersama Orami Parenting, Kamis (27/5/2021).

Peningkatan berbagai sistem organ tubuh pada ibu hamil berisiko menimbulkan preeklamsi. Dokter Nurwansyah mengatakan bahwa kondisi preeklamsi bisa menyebabkan ibu hamil mengalami sakit diabetes dan kencing manis selama dalam masa kehamilan.

"Kalau risiko untuk bayi bisa macam-macam. Dari mulai meninggal satu, kemudian keguguran, bisa juga lahir prematur, bisa juga yang satu besar yang satu kecil atau kematian keduanya," imbuh dokter Nurwansyah.

Baca Juga: Ibu Hamil Dilarang Minum Jamu Kunyit Asam, Mitos atau Fakta?

Selain masalah kesehatan, risiko bayi kembar siam bisa terjadi jika bayi berada dalam satu plasenta dan satu kamar dalam rahim. Sehingga kondisi itu membuat posisi janin terlalu berdekatan dan selama masa pertumbuhan menjadi bayi kembar siam.

Kalaupun tidak menjadi kembar siam atau bayi berada pada plasenta dan kamar berbeda, masih ada risiko tali pusar bayi saling mengikat.

"Kalau dia dua kamar, itu bahaya di plasenta, pembuluh darahnya menyambung ada connecting antara tali pusar bayi A dan B, itu juga sangat berbahaya," ucapnya.

Dokter Nurwansyah menambahkan, tak jarang juga pada bayi kembar salah satu janin terlihat lebih kecil. Hal itu terjadi lantaran salah satu bayi lebih banyak mengambil nutrisi melalui darah daripada saudaa kembarnya.

"Di 4 bulan pertama dilihat ada perbedaan lebih cepat pertumbuhannya. Itu bisa terlihat salah satu janin ada yang mengambil lebih banyak darah saudara kembarnya," jelasnya.

Baca Juga: Wajar Nggak Sih, Kalau Bumil Tidak Alami Morning Sickness?

Risiko buruk pada kehamilan kembar itu bisa dideteksi sejak usia kehamilan 10 minggu dengan melalui pemeriksaan USG. Sehingga ibu bisa mengantisipasi agar berbagai risiko tersebut tidak terjadi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI