Suara.com - Orang dewasa muda yang mengidap skizofrenia lebih berisiko melakukan tindakan bunuh diri. Hal tersebut diungkap lewat penelitian yang dilakukan oleh tim dari Universitas Colombia.
Ditulis dalam jurnal JAMA Psychiatry, pengidap skizofrenia berusia 18 sampai 34 tahun memiliki risiko melakukan bunuh diri tertinggi dari kelompok usia lain.
Dan meski paling rentan menderita skizofrenia, namun kelompok usia 65 tahun memiliki risiko melakukan bunuh diri yang lebih rendah.
Mengacu perbandingan studi sebelumnya, populasi umum di negara AS untuk orang dewasa muda memiliki risiko lebih rendah melakukan bunuh diri, dibanding kelompok usia tua.
Baca Juga: Pesan Terakhir Guru SMK Sebelum Tewas Gantung Diri di Sekolah
Meskipun begitu, studi terbaru ini menegaskan bahwa skizofrenia meningkatkan risiko 4,5 kali lipat melakukan bunuh diri pada orang dewasa.
"Ketika seseorang dengan skizofrenia bunuh diri, upaya yang perlu dilakukan dengan memberikan sedikit peringatan. Dan seringkali, perilaku bunuh diri pada skizofrenia didorong oleh proses psikotik, sehingga aspek ini yang sulit diantisipasi dan dicegah," ungkap profesor psikiatri Elizabeth K. Dollard Columbia, Mark Olfson yang dilansir dari Medical Express.
Untuk sampai pada kesimpulan tersebut, peneliti memeriksa catatan pasien skizofrenia berusia 18 tahun ke atas, yakni sebesar 668.836 orang.
Orang dewasa muda, kata Mark Olfson, lebih mungkin mengalami keinginan untuk bunuh diri serta penggunaan narkoba, rawat inap, dan kunjungan ke gawat darurat.
Karenanya, karakteristik tersebut meyakini bahwa orang dewasa muda dengan skizofrenia lebih berisiko besar melakukan bunuh diri.
Baca Juga: Diduga Depresi, Warga Ponorogo Akhiri Hidup dengan Minum Obat Hama
Menurut Mark, skizofrenia penyakit mental ini juga meningkatkan kematian bunuh diri, yakni gangguan suasana hati, depresi mayor, dan gangguan bipolar.
Dengan adanya temuan studi ini, tingginya risiko bunuh diri pada skizofrenia perlu diperhatikan oleh terapis maupun dokter kejiwaan.
Tentunya, dengan meningkatkan akses antipsikotik clozapine, program deteksi psikosis dini, skrining risiko bunuh diri, dan terapi perilaku kognitif.
Catatan Redaksi: Hidup seringkali sangat sulit dan membuat stres, tetapi kematian tidak pernah menjadi jawabannya. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal sedang mengalami masa sulit dan berkecederungan bunuh diri, sila hubungi dokter kesehatan jiwa di Puskesmas atau Rumah sakit terdekat.
Anda juga bisa menghubungi LSM Jangan Bunuh Diri melalui email [email protected] dan telepon di 021 9696 9293. Ada pula nomor hotline Halo Kemkes di 1500-567 yang bisa dihubungi untuk mendapatkan informasi di bidang kesehatan 24 jam.