Suara.com - Sebuah penelitian kecil menunjukkan pria yang memiliki kadar testosteron rendah lebih mungkin menderita Covid-19 parah saat terinfeksi.
Sebelumnya, peneliti telah mengetahui bahwa pria cenderung menderita Covid-19 yang lebih parah dibanding wanita. Tetapi penyebabnya tidak jelas pada saat itu.
Untuk memahami hubungan antara testosteron dan tingkat keparahan Covid-19, para peneliti mengumpulkan sampel darah dari 90 pria dan 62 wanita penderita Covid-19 yang diperiksa di Rumah Sakit Barnes-Jewish di St. Louis. Sebanyak 143 dari jumlah tersebut dirawat di rumah sakit.
Peneliti mengambil sampel darah dari pasien yang masih dirawat di rumah sakit pada hari ketiga, ketujuh, ke-14 dan ke-28. Kemudian mereka mengukur kadar hormon testosteron pasien.
Baca Juga: Meningkat Usai Lebaran, Kasus Covid-19 Mencapai Puncak di Pertengahan Juni
Pada wanita, tidak ada hubungan antara tingkat keparahan Covid-19 dan kadar hormon apa pun yang diukur. Sedangkan pada pria, tingkat testosteron memengaruhi.
Ketika dirawat, pria yang menderita Covid-19 parah memilki rata-rata tingkat testosteron 52 nanogram per desiliter, yang dianggap rendah pada pria dewasa.
Sementara pada mereka yang memiliki kadar hormon tersebut 151 nanogram per desiliter, sakitnya tidak terlalu parah, menurut Live Science.
Peneliti pun memasukkan faktor yang dapat membuat Covid-19 lebih parah, seperti usia, indeks massa tubuh (IMT), penyakit komorbid, merokok, dan ras (faktor tersebut juga berkaitan dengan turunnya kadar testosteron).
Pada hari ketiga rawat inap, tingkat testosteron rata-rata pria dengan Covid-19 parah turun menjadi 19 nanogram per desiliter. Sebanyak 37 dari pasien yang dirawat meninggal selama penelitian, 25 di antaranya laki-laki.
Baca Juga: Wamenkes Sebut Puncak Kasus Covid-19 usai Lebaran Terjadi pada Juni
"Penderita Covid-19 yang awalnya tidak sakit parah tetapi memiliki kadar testosteron rendah, kemungkinan besar membutuhkan perawatan intensif atau intubasi selama dua atau tiga hari ke depan," kata penulis utama studi Sandeep Dhindsa, ahli endokrinologi di Saint Louis University.
Namun, peneliti belum mengetahui apakah kadar testosteron turun karena terinfeksi virus corona atau seseorang yang sudah punya kadar testosteron rendah akan menderita Covid-19 lebih parah, sebab dokter tidak mengukur kadar hormon pada pasiennya sebelum sakit.
Tetapi menurut peneliti ada kemungkinan pria yang memiliki kadar testosteron rendah sebelum sakit akan menderita Covid-19 yang lebih parah akibat penurunan massa dan kekuatan otot, sehingga menyebabkan kapastitas paru-paru menurun.
Kini, peneliti berharap untuk dapat menyelidiki apakah ada hubungan antara testosteron dengan masalah kardiovaskular pada penderita Covid-19.