Suara.com - Belgia akan membatasi penggunaan vaksin Covid-19 satu dosis Johnson & Johnson hanya untuk orang 41 tahun ke atas. Hal ini dilakukan setelah munculnya kasus kematian seorang perempuan usai menerima vaksin.
Melansir dari Medical Xpress, kematian perempuan tersebut berusia di bawah 40 tahun di mana kematiannya merupakan satu-satunya kasus.
Perempuan tersebut meninggalsetelah dirawat di rumah sakit dengan kondisi trombosis parah dan defisit trombosit darah.
Pemerintah Belgia menambahkan bahwa pihaknya akan terus menggunakan Johnson & Johnson untuk memvaksinasi orang-orang lanjut usia di rumah dan kelompok-kelompok rentan seperti para tunawisma.
Baca Juga: Jepang Vaksinasi Atlet Olimpiade Awal Juni 2021
Sejauh ini Belgia telah menerima sekitar 40.000 dosis vaksin Johnson & Johnson di mana 80 persen telah diberikan kepada orang-orang berusia 45 tahun ke atas.
Negara-negara di Eropa mulai mengambil tindakan kehati-hatian pada vaksin Johnson & Johnson dan Astrazeneca. Kedua vaksin tersebut menggunakan teknologi dengan adenovirus.
Baik Johnson & Johnson dan Astrazeneca telah dicurigai menyebabkan pembekuan darah yang sangat jarang tetapi serius. Dalam hal ini, badan pengawas obat di Uni Eropa (EMA) masih terus mengevaluasi vaksinasi
Beberapa negara Uni Eropa telah membatasi penggunaan vaksin Astrazeneca kepada orang-orang tua, biasanya lebih dari 55 atau 60 tahun. Sementara Denmark tidak menggunakan vaksin Johnson & Johnson dalam program vaksinasi nasionalnya.
Johnson & Johnson hanya mulai memberikan vaksinnya ke Eropa pada kuartal kedua dan itu menyumbang lebih dari 10 persen dosis dari keempat vaksin yang digunakan (AstraZeneca, Pfizer, Moderna, dan Johnson & Johnson).
Baca Juga: Benarkah Vaksin AstraZeneca dan Pfizer Sebabkan Efek Samping Nyeri Kaki? Ini Kata PHE