Bagi Anak Sulung, Kebanyakan Saudara Kandung Bisa Picu Masalah Jantung

Kamis, 27 Mei 2021 | 08:02 WIB
Bagi Anak Sulung, Kebanyakan Saudara Kandung Bisa Picu Masalah Jantung
Banyak saudara. (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Studi dari Swedia menunjukkan bahwa anak pertama atau sulung memiliki risiko serangan jantung dan stroke lebih rendah ketimbag sadara mereka. Sayangnya, kalau anak pertama memiliki banyak saudara, mereka malah dikaitkan dengan peningkatan risiko masalah jantung

Melansir dari Medicinenet, para peneliti mengumpulkan data dari register nasional tentang masalah jantung fatal, nonfasal dan stroke yang terjadi selama 25 tahun. Untuk penelitian ini, penulis mengakses data pada lebih dari 2,6 juta orang dewasa yang lahir antara tahun 1932 hingga 1960. Peserta penelitian berusia antara usia 30 dan 58 tahun 1990.

Secara keseluruhan, para peneliti menemukan bahwa anak pertama memiliki risiko lebih rendah dari peristiwa kardiovaskular nonfatal dan koroner daripada saudara kandung yang lahir setelahnya. 

Tetapi anak pertama memiliki risiko kematian yang lebih tinggi daripada saudara kandung kedua dan ketiga, sementara wanita kelahiran pertama memiliki risiko kematian yang lebih tinggi daripada saudara kandung kedua, tetapi sama dengan saudara kandung lebih lanjut.

Baca Juga: Periset Sebut Minum Suplemen Omega-3 Bisa Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung, Kok Bisa?

Dibandingkan dengan pria tanpa saudara kandung, pria dengan satu atau dua saudara kandung memiliki risiko serangan jantung dan stroke yang lebih rendah.  Sementara mereka yang memiliki empat atau lebih saudara kandung memiliki risiko yang lebih tinggi. Penelitian ini telah diterbotkan di BMJ Open.

Ilustrasi keluarga banyak anak. (Shutterstock)
Ilustrasi keluarga banyak anak. (Shutterstock)


"Lebih banyak penelitian diperlukan untuk memahami hubungan antara nomor saudara dan pangkat dengan hasil kesehatan," kata para peneliti, yang dipimpin oleh Peter Nilsson, dari Lund University di Malmö. 

"Penelitian di masa depan harus diarahkan untuk menemukan mekanisme biologis atau sosial yang menghubungkan status pertama kali dilahirkan untuk menurunkan risiko penyakit kardiovaskula," imbuhnya. 

Penelitian ini adalah studi observasional, sehingga tidak bisa menunjukkan sebab akibat. 

Baca Juga: Sering Tidak Disadari, Ini 4 Tanda Asupan Gula di Tubuh Sudah Tinggi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI