Awalnya Tak Berbahaya, Ini Penyebab Jamur Hitam Bisa Mematikan Bagi Pasien Covid-19

Rabu, 26 Mei 2021 | 13:05 WIB
Awalnya Tak Berbahaya, Ini Penyebab Jamur Hitam Bisa Mematikan Bagi Pasien Covid-19
Infeksi jamur hitam atau mukormikosis (Core.ac.uk)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Selain pandemi Covid-19, India juga kini tengah dihadapkan dengan wabah infeksi jamur hitam. Mirisnya, sebagian pasien Covid-19 di sana juga turut terinfeksi jamur hitam.

Infeksi jamur hitam sebenarnya termasuk langka. Ketua Tim Mitigasi Covid-19 Ikatatan Dokter Indonesia (IDI) Prof. Zubairi Djurban menjelaskan dalam ilmu kedokteran, penyakit infeksi jamur hitam itu disebut sebagai mukormikosis.

"Biar enggak salah paham, jamur hitam yang dimaksud itu bukan seperti jamur merang. Tapi, ini adalah jamur yang amat halus wujudnya dan hanya kelihatan oleh mikroskop. Jamur hitam ini ada di mana-mana. Misalnya di tanah dan di bahan organik, seperti daun," jelasnya dikutip dari media sosial Twitter, Rabu (26/5/2021).

Dalam keadaan normal, kata Prof. Zubairi, infeksi jamur hitam sebenarnya tidak menimbulkan bahaya kesehatan. Tetapi jika kekebalan tubuh sedang turun, seperti yang terjadi pada pasien Covid-19, maka jamur hitam bisa menyebabkan kematian. Kondisi tersebut lah yang kini terjadi di India.

Baca Juga: Ada Jamur Hitam, Jamur Putih, Kini Waspadai Jamur Kuning di India!

Ia memaparkan, pasien Covid-19 mendapatkan obat dalam penanganannya. Salah satunya, obat yang diberikan adalah antibiotik.

Jika penanganan berlangsung lama, begitu pula dengan konsumsi obat, maka hal tersebut bisa menyebabkan keseimbangan antara kuman dan berbagai bakteri di tubuh jadi terganggu.

Sehingga, jamur yang semula dianggap tubuh sebagai teman dan tidak menyebabkan sakit, justru jadi sebaliknya ketika kekebalan tubuh menurun. Bahkan menyebabkan sakit yang parah.

"Lalu, apa yang diserang jamur hitam ini? Banyak. Bisa hidung yang awalnya menyebabkan mimisan, kerusakan pada langit-langit di atas lidah, kelainan mata yang bikin jadi berbayang, dan bisa juga masuk ke otak, yang menyebabkan strok. Ini yang dihadapi pasien Covid-19 di India," kata prof. Zubairi.

"Data terbaru di India, ada lebih dari 8.800 kasus jamur hitam yang mematikan di tengah kasus Covid-19 yang terus meningkat. Penyakit ini menjangkiti ribuan pasien Covid-19, baik yang sudah pulang dari rumah sakit ataupun dalam tahap pemulihan," imbuhnya.

Baca Juga: Tambah 384 Pasien, Akumulasi Kasus Covid-19 di Jakarta Capai 425.212 Orang

Tetapi, apa benar penggunaan masker dalam waktu lama jadi salah satu pemicu infeksi jamur hitam? Sementara tidak memakai masker justru berisiko terinfeksi Covid-19? Prof. Zubairi mengatakan bahwa pandangan tersebut tengah membingungkan masyarakat India saat ini.

Menurutnya, penggunaan masker terus menurus tidak akan jadi pemicu infeksi jamur hitam. 

"Di sana (India) juga masih sebatas dugaan. Tapi, seperti saya jelaskan tadi, jamur hitam itu ada di mana-mana. Bisa jadi tumbuh di masker yang lembap dan dipakai berulang kali."

"Bagaimana dengan orang India yang menggunakan kotoran sapi dan terapi urin sapi sebagai penangkal Covid-19? Praktik ini jelas tidak bisa menangkal. Justru memicu risiko infeksi jamur, termasuk jamur hitam. Apalagi jika daya tahan tubuhnya sedang lemah," paparnya.

Ia menegaskan hal terpenting untuk mencegah Covid-19 juga infeksi jamur hitam sebenarnya menjaga kebersihan, termasuk juga kebersihan masker.

Prof. Zubairi mengingatkan, masker harus sering diganti dan jangan dipakai berulang. 

"Jika digunakan selama berhari-hari tentunya ada risiko pertumbuhan jamur di masker yang akan memengaruhi kulit, hidung, mulut, dan paru-paru," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI