Catatan WHO, Lebih dari 115.000 Tenaga Kesehatan Meninggal Selama Pandemi Covid-19

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Selasa, 25 Mei 2021 | 21:14 WIB
Catatan WHO, Lebih dari 115.000 Tenaga Kesehatan Meninggal Selama Pandemi Covid-19
Ilustrasi Covid-19 . (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kematian tenaga kesehatan di masa pandemi Covid-19 menjadi perhatian serius Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, setidaknya ada 115.000 tenaga kesehatan yang meninggal dunia karena infeksi virus Corona, berdasarkan catatan WHO.

"Estimasi kami menyebut setidaknya ada 115.000 tenaga kesehatan yang meninggal di seluruh dunia, karena berkorban demi menyelamatkan nyawa orang lain," ujarnya dalam pembukaan Sidang Umum WHO ke-74, dilansir Anadolu Agency.

Ia mengatakan kemungkinan jumlah korban dari tenaga kesehatan bertambah tentu masih ada. Karena itulah, ia mengingatkan tiap negara untuk terus memikirkan kesejahteraan para tenaga kesehatan.

Baca Juga: WHO: Lebih dari 1,65 M Dosis Vaksin COVID-19 Disuntikkan di Seluruh Dunia

"Mereka bukan superhero, mereka manusia biasa seperti kita. Mereka marah dan letih, tertawa dan menangis. Ada yang masih menyimpan harapan namun banyak juga yang frustasi," pesannya.

Menurut Tedros, kurangnya akses kepada alat pelindung diri, vaksin, dan juga alat-alat kesehatan lainnya menjadi penyebab terbesar meninggalnya tenaga kesehatan.

Secara global, pasokan alat kesehatan, terutama vaksin, memang mengalami hambatan. Untuk itu, ia meminta kepada semua negara anggota WHO untuk saling membantu.

"Negara yang kini bisa memberikan vaksin kepada anak-anak dan populasi berisiko rendah melakukannya di tengah krisis vaksin yang membunuh tenaga kesehatan di negara-negara berkembang," terang Tedros.

Ia pun menyoroti distribusi vaksin yang tidak merata di seluruh dunia. Meski vaksin bukan jalan pintas mengakhiri pandemi, Tedros mengatakan vaksin penting demi menekan angka kematian pada tenaga kesehatan.

Baca Juga: Waduh! 42 Nakes di Jateng Positif Covid-19 Usai Rawat ABK dari India

"Lebih dari 75 persen dosis vaksin yang disuntikkan hanya diberikan di 10 negara," ucapnya.

"Krisis vaksin ini merupakan bentuk nyata ketimpangan yang bisa menghambat penanganan pandemi," tutup Tedros.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI