Pada acara yang sama, Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza mengatakan Task Force Riset dan Inovasi Teknologi untuk penanganan COVID-19 (TFRIC-19) yang dibentuk BPPT melalui kerja sama dengan mitra dan lintas institusi berhasil menciptakan alat pengukur kadar antibodi kuantitatif setelah imunisasi COVID-19.
"Hasil dari pengukuran ini akan menjadi satu bagian yang penting terhadap evaluasi kita untuk membentuk herd immunity (kekebalan kelompok)," tutur Hammam.
Melalui TFRIC-19, BPPPT bersama mitra seperti PT Bio Farma dan pakar biomedik berhasil menciptakan perangkat tes antibodi itu dengan berbasis immunofluorescence assay (IFA). Alat tersebut ditargetkan sudah bisa digunakan mulai Juni 2021.
Keberadaan produk tersebut diharapkan dapat mendukung upaya pemeriksaan kekebalan tubuh setelah program vaksinasi COVID-19 yang dilakukan pemerintah. Produk itu akan menjadi satu kebutuhan penting dalam rangka mengecek kadar antibodi yang terbentuk cukup atau tidak melawan infeksi virus penyebab COVID-19, atau apakah justru seseorang memerlukan booster untuk membentuk antibodi yang dibutuhkan. [ANTARA]