Dia mendesak negara-negara yang memiliki stok besar vaksin untuk membagikan dan bekerjasama yang lebih besar untuk meningkatkan produksi juga distribusi vaksin.
WHO bersama sejumlah organisasi dunia telah menciptakan COVAX, program berbagi vaksin global, tetapi tetap kekurangan dana dalam menghadapi kekurangan pasokan. Akibatnya, penundaan pengiriman vaksin ke negara-negara miskin tidak bisa terhindarkan.
"Kami telah mengirimkan setiap satu dari 72 juta dosis yang sejauh ini dapat kami peroleh ke 125 negara dan ekonomi," kata Tedros.
Namun dia menyesalkan bahwa dosis tersebut hanya cukup untuk menutupi 1 persen dari populasi gabungan di negara-negara tersebut. Ia menekankan perlunya segera memperbaiki ketidakseimbangan tersebut.
"Hari ini, saya menyerukan negara-negara anggota untuk mendukung dorongan besar-besaran untuk memvaksinasi setidaknya 10 persen dari populasi setiap negara pada bulan September," katanya, menyerukan agar cakupan diperluas hingga 30 persen pada akhir tahun.