WHO: 115 Ribu Petugas Kesehatan Meninggal Dunia Akibat Covid-19

Senin, 24 Mei 2021 | 22:15 WIB
WHO: 115 Ribu Petugas Kesehatan Meninggal Dunia Akibat Covid-19
Seorang tenaga kesehatan mengenkan alat pelindung diri (APD) lengkap sebelum melakukan perawatan terhadap pasien COVID-19 di Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Jumat (22/1/2021). [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa sekitar 115.000 petugas kesehatan meninggal dunia karena Covid-19 sejak tahun lalu.

Mlihat tingginya kematian para tenaga media, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengungkapkan duka cita sekaligus pujian terhadap pengorbanan yang dilakukan oleh para petugas kesehatan di seluruh dunia dalam memerangi pandemi Covid-19.

Ia juga menyerukan agar peningkatan vaksinasi Covid-19 terhadap petugas kesehatan terus diupayakan di semua negara di dunia.

"Selama hampir 18 bulan, petugas kesehatan dan perawatan di seluruh dunia telah berdiri di celah antara hidup dan mati. Mereka telah menyelamatkan nyawa yang tak terhitung jumlahnya dan berjuang untuk orang lain."

Baca Juga: Sebanyak 130 Ribu Pekerja Hotel dan Restoran Akan Divaksinasi Covid-19

"Banyak yang terinfeksi, dan meskipun pelaporannya sedikit, kami memperkirakan bahwa setidaknya 115.000 pekerja kesehatan dan perawatan telah membayar harga tertinggi untuk melayani orang lain," ucap Tedros dalam sambutan pembukaan rapat WHO, Senin (24/5/2021), dikutip dari CNA.

Dia mengatakan bahwa sejak awal krisis pandemi, banyak petugas kesehatan mengalami frustrasi, tidak berdaya, dan tidak terlindungi akibat kurangnya akses ke alat pelindung diri dan vaksin.

Dia juga menggambarkan ketidakadilan dalam akses vaksin Covid-19 dan menyebutnya sebagai skandal. Tedros mengingatkan, jika 'skandal' vaksin itu terus terjadi, hal itu justru melanggengkan pandemi.

Menurutnya, lebih dari 75 persen dari seluruh stok vaksin Covis-19 hanya dikirim ke 10 negara. Padahal jumlah tersebut bisa diprioritaskan terlebih dahulu untuk petugas kesehatan dan lansia.

"Jumlah dosis yang diberikan secara global sejauh ini sudah cukup untuk mencakup semua petugas kesehatan dan lansia jika telah didistribusikan secara merata," ucap Tedros.

Baca Juga: Update Klaster RT di Malang, Dua Warga Meninggal Positif Covid-19

"Tidak ada cara diplomatik untuk mengatakannya. Sekelompok kecil negara yang membuat dan membeli sebagian besar vaksin dunia mengendalikan nasib negara-negara lain di dunia," imbuhnya.

Dia mendesak negara-negara yang memiliki stok besar vaksin untuk membagikan dan bekerjasama yang lebih besar untuk meningkatkan produksi juga distribusi vaksin.

WHO bersama sejumlah organisasi dunia telah menciptakan COVAX, program berbagi vaksin global, tetapi tetap kekurangan dana dalam menghadapi kekurangan pasokan. Akibatnya, penundaan pengiriman vaksin ke negara-negara miskin tidak bisa terhindarkan.

"Kami telah mengirimkan setiap satu dari 72 juta dosis yang sejauh ini dapat kami peroleh ke 125 negara dan ekonomi," kata Tedros.

Namun dia menyesalkan bahwa dosis tersebut hanya cukup untuk menutupi 1 persen dari populasi gabungan di negara-negara tersebut. Ia menekankan perlunya segera memperbaiki ketidakseimbangan tersebut.

"Hari ini, saya menyerukan negara-negara anggota untuk mendukung dorongan besar-besaran untuk memvaksinasi setidaknya 10 persen dari populasi setiap negara pada bulan September," katanya, menyerukan agar cakupan diperluas hingga 30 persen pada akhir tahun.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI