Suara.com - Jumlah kasus COVID-19 global sudah mencapai angka 165 juta kasus dengan 3,5 juta diantaranya meninggal dunia.
Mantan Direktur Riset Kebijakan dan Kerja Sama Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Prof. Tikki Pangestu mengatakan, negara-negara di Eropa telah seperti Inggris telah membuka keran ekonomi sementara negara Asia malah mengalami kenaikan kasus Covid-19.
“Di Asia sekarang justru lagi naik,” ungkapnya pada acara webinar Covid-19 Masih Ada, Sabtu (22/5/2021) kemarin.
Tercatat negara-negara Asia seperti Singapura, Vietnam, Korea, Thailand, Malaysia, Korea dan Jepang mengalami kenaikan kasus infeksi harian. Berbeda dengan negara di benua lain seperi Amerika Serikat dan Inggris yang justru mengalami penurunan kasus infeksi harian.
Baca Juga: Komnas KIPI Tegaskan Tidak Ada Kasus Kematian Akibat Vaksinasi Covid-19
“Seperti kita lihat, di Amerika walaupun kasusnya banyak dulu sekarang sudah turun. Bahkan Inggris dan juga India, yang tadinya menaik drastis sekarang sudah turun. Jadi ini keadaannya secara global,” ungkapnya.
Selain itu, Tikki juga menyoroti tentang fenomena Long Covid-19 atau sakit Covid-19 yang memiliki efek panjang. Long Covid-10 umumnya membuat penderitanya mengalami penyakit dan infeksi yang parah akibat memiliki penyakit serius, depresi dan kecemasan.
“Ada bukti dunia bahwa Long Covid-19 ini bisa dibantu lewat vaksinasi,” tambah Tikki.
Untuk itu, Tikki mengingatkan pentingnya vaksinasi Covid-19 karena terbukti dapat mencegah dari penularan dan juga penyakit yang diakibatkan virus corona baru tersebut.
“Jadi vaksinasi itu penting, karena vaksin akan mencegah mereka mengalami penyakit yang parah,” paparnya.
Baca Juga: Pengunjung Membludak, Satgas dan Polisi Kosongkan Kolam Renang di Sumut
Ia juga mengatakan, gejala yang dialami seseorang yang terkena Long Covid-19 meliputi dari rasa letih, tidak bisa bernapas, tidak bisa tidur, sakit di otot dan sendi.
“Gejalanya mulai dari letih, tidak bisa bernapas, tidak bisa tidur, sakit di otot dan di sendi, juga masalah kesehatan mental,” pungkasnya.