Waspada, Terlalu Sering Menonton TV Punya Dampak Buruk Jangka Panjang!

Minggu, 23 Mei 2021 | 14:23 WIB
Waspada, Terlalu Sering Menonton TV Punya Dampak Buruk Jangka Panjang!
Ilustrasi menonton TV (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menonton TV menjadi waktu istirahat yang dinanti-nanti banyak orang. Tetapi sayangnya, kegiatan tersebut ternyata memiliki dampak buruk jangka panjang menurut tiga studi baru.

Studi tersebut menemukan orang yang menonton TV dalam jumlah sedang hingga sering akan mengalami penurunan kemampuan kognitif yang lebih tinggi di usia 40 hingga awal 60-an.

Selain itu, volume materi abu-abu di dalam otak pun menjadi lebih rendah pada usia 70-an hingga 80-an dibandingkan orang yang sangat jarang menonton TV di usia paruh baya.

Materi abu-abu berkaitan dengan banyak fungsi otak, seperti mengontrol otot, penglihatan, pendengaran, dan pengambilan keputusan. Volume materi abu-abu yang besar artinya keterampilan kognitif yang lebih baik, lapor Live Science.

Studi tersebut, yang akan dipresentasikan minggu ini di American Heart Association's Epidemiology, Prevention - Lifestyle & Cardiometabolic Health Conference 2021, menggunakan kebiasaan menonton TV sebagai proksi perilaku menetap, atau waktu yang dihabiskan untuk duduk diam.

Ilustrasi orang menonton TV (Shutterstock)
Ilustrasi orang menonton TV (Shutterstock)

Gaya hidup yang tidak banyak bergerak telah dikaitkan dengan beberapa masalah kesehatan, termasuk meningkatnya risiko penyakit jantung, kanker, diabetes tipe 2, dan kematian dini.

Terlebih lagi, olahraga teratur tidak selalu cukup mengganti waktu yang dihabiskan untuk duduk, menurut temuan dalam penelitian terbaru dan studi-studi sebelumnya.

"Dalam temuan kami, menonton TV dikaitkan dengan fungsi kognitif dan volume materi abu-abu setelah memperhitungkan aktivitas fisik, menunjukkan perilaku menetap dapat memberikan risiko terhadap kesehatan otak dan kognitif," kata penulis utama salah satu studi Ryan Dougherty.

Menurutnya, proses biologis yang mendasari demensia, salah satunya adalah kerusakan otak, cenderung dimulai pada usia paruh baya.

Baca Juga: Kurangi Stres hingga Cari Kesenangan, 8 Alasan Orang Menonton Video Porno

"Itu adalah periode (di mana) perilaku dapat diubah, seperti menonton TV berlebihan dapat dikurangi untuk mendorong penuaan otak yang lebih sehat," sambung Dougherty, rekan postdoctoral di Departemen Epidemiologi di Sekolah Kesehatan Masyarakat Johns Hopkins Bloomberg, Baltimore.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI