Pangeran Harry Jalani Terapi EMDR untuk Atasi Trauma, Begini Tekniknya

Sabtu, 22 Mei 2021 | 10:38 WIB
Pangeran Harry Jalani Terapi EMDR untuk Atasi Trauma, Begini Tekniknya
Pangeran Harry dan Meghan Markle. (AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dalam serial dokumenter mengenai kesehatan mental dengan Oprah Winfrey, The Me you Can't See, Pangeran Harry menjalani terapi desensitisasi dan pemrosesan ulang gerakan mata atau eye movement desensitization and reprocessing (EMDR).

Terapi tersebut dilakukannya untuk mengobati kecemasan yang belum terselesaikan akibat kematian ibunya, Lady Diana, saat Harry berusia 12 tahun.

Tehnik EMDR digunakan beberapa psikoterapis untuk mengobati orang yang mengalami tekanan psikologis. Terapi ini efektif dan aman.

EMDR dikembangkan oleh psikolog Amerika Francine Shapiro pada 1980-an. Saat berjalan di taman, ia mendapati gerakan matanya dapat mengurangi tekanan dari ingatan traumatisnya.

Baca Juga: 5 Pengobatan Covid-19 Ini Dihentikan, Termasuk Terapi Plasma!

Shapiro pun menguji penderkatan tersebut pada beberapa orang lain dari waktu ke waktu. Kemudian ia membangun terapi psikologis standar dengan cara tersebut bagi orang dengan ingatan traumatis, menurut The Guardian.

Pangeran Harry kekinian (kiri) dan Pangeran Harry saat masih kecil dan berada dalam gendongan Putri Diana (kanan). [Daily Express]
Pangeran Harry kekinian (kiri) dan Pangeran Harry saat masih kecil dan berada dalam gendongan Putri Diana (kanan). [Daily Express]

Tehnik ini juga direkomendasikan oleh National Institute for Health and Care Excellence (NICE), dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk gangguan stres pasca trauma (PTSD), serta untuk berbagai masalah yang disebabkan trauma masa lalu.

Peristiwa masa lalu yang menganggu dapat muncul kembali melalui pikiran, mimpi buruk atau kilas balik. Itu menyebabkan ketakutan, kecemasan, dan terkadang dorongan untuk menghindari situasi yang memicu ingatan tersebut.

Awalnya pasien terapi diminta untuk fokus pada pengalaman pahit mereka dan sensasi yang ditimbulkannya. Kemudian, mereka akan menerima stimulasi bilateral, dengan mengikuti jari terapis bergerak ke kiri dan ke kanan. Tetapi ini bukan hipnotis, pasien sepenuhnya sadar selama terapi.

Saat menjalani sesinya dengan psikoterapis Sanja Oakley, Harry menggambarkan momen saat dirinya terbang ke London adalah pemicu kecemasannya dan membuatnya merasa 'diburu'.

Baca Juga: Sedang Terapi Trauma, 11 Anak Palestina Jadi Korban Serangan Israel

Stimulasi bilateral yang dilakukan pada Harry adalah dengan menepuk dadanya secara bergantian di sisi kiri dan kanan untuk memberikan rangsangan.

Sebenarnya, terapi ini tidak membantu orang melupakan kenangan buruk mereka, tetapi meredam kesusahan yang ditimbulkan dengan membiarkan otak memproses dan menyimpan ingatan secara normal.

Tujuan EMDR adalah untuk mengurangi emosi tertekan yang disebabkan oleh ingatan dan situasi pemicu tertentu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI