Suara.com - Banyaknya laporan kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) cukup meningkatkan kekhawatiran masyarakat sebelum vaksin Covid-19, apalagi mereka yang punya komorbid atau penyakit penyerta.
Itulah mengapa Dokter Spesialis Paru dr. Erlina Burhan, Sp.P (K) mengatakan alih-alih lakukan medical check up (MCU) menyeluruh, ia lebih menyarankan minta rekomendasi dokter terkait komorbidnya.
"Kalau memang ragu-ragu, punya sakit jantung, maka konsultasi pada dokter kondisi jantungnya, apakah tidak masalah untuk divaksin. Jadi bukan melakukan general MCU, tapi kondisi yang dialami masing-masing," terang Erlina dalam acara diskusi virtual, Jumat (21/5/2021).
Seperti diketahui, orang dengan komorbid tetap diperbolehkan menjalankan vaksinasi Covid-19, tapi dengan syarat penyakitnya sedang terkontrol atau tidak sedang kambuh.
Baca Juga: Sudah Divaksin, Kepala Bapelitbang dan Sekda Batam Positif COVID-19
Seperti diabetes gula darahnya sedang tidak melonjak, sakit jantung terkontrol dengan minum obat rutin, dan sakit asma sebelumnya sudah lama tidak kambuh.
Sehingga Erlina yang juga menjabat Ketua Pokja Infeksi Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) itu menjelaskan setiap penerima vaksin, harus paham dengan kondisinya.
"Ada komorbid, apakah terkontrol atau tidak, itu biasanya pasiennya tahu kondisinya masing-masing," tutur Erlina.
Sehingga kesimpulannya, jikapun ragu pada kondisinya boleh diperiksaan ke dokter untuk komorbidnya, tapi bukan melakukan MCU yang menurut Erlina berlebihan.
"MCU itu periksa seluruhnya saya rasa berlebihan. Apalagi ITAGI (Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional) dan Kementerian Kesehatan punya rambi-rambunya," pungkas Erlina.
Baca Juga: Takut Efek Samping Vaksin, Perlukah Medical Check Up sebelum Suntik?