Suara.com - Pandemi virus corona Covid-19 yang terjadi satu tahun ini memengaruhi banyak hal, termasuk kebahagiaan masing-masing tipe kepribadian yakni ekstrovert dan introvert.
Selama puluhan tahun menunjukkan bahwa orang ekstrovert mengalami kebahagiaan yang lebih unggul dibanding introvert.
Studi melaporkan tingkat kesejahteraan dan saat-saat bahagia orang ekstrovert lebih tinggi.
Namun, kondisi ini berbalik saat pandemi mulai terjadi di seluruh dunia. Menurut studi yang terbit di jurnal ilmiah PLOS One pada Maret ini membuktikan bahwa suasana hati para ekstrovert memburuk, dan orang introvert membaik.
Baca Juga: Bukan Ekstrovert atau Introvert, Pemimpin yang Baik adalah Seorang Ambivert
Pandemi dinilai memberi kenyamanan tersendiri kepada para intovert, lapor The Atlantic.
Pergeseran sementara ini juga telah menciptakan semacam eksperimen lapangan ilmu sosial, menyoroti semua cara introvert dan ekstrovert dapat belajar dari satu sama lain, yakni:
1. Introvert harus lebih fokus pada masa depan seperti yang dilakukan ekstovert
Berdasarkan studi Oxford pada 2001, baik ekstrovert maupun intovert yang bahagia memiliki kesamaan karakter, yakni optimisme, rasa tujuan hidup, dan harga diri.
Orang ekstrovert suka berbicara dengan orang lain tentang masa depan, impian mereka, tujuan hidupnya. Mereka cenderung bertindak sesuai komitmen yang telah diungkapkan kepada orang lain.
Baca Juga: Perbedaan Introvert, Ekstrovert dan Ambivert
Jadi, kebiasaan ekstrovert untuk memberi tahu orang lain tentang tujuan hidup membuat mereka lebih mungkin mencapainya dan karenanya menjadi lebih bahagia.
Sementara introvert menemukan cara membayangkan masa depan tanpa berbagi hal pribadi dengan banyak orang. Mereka cenderung memiliki pertemanan dekat satu lawan satu, yang mana dapat berbagi impian jika dan kapan pun mereka mau.
2. Ekstrovert harus menjalin persahabatan mendalam, yang cenderung lebih dimiliki para introvert
Persahabatan intim tidak hanya bagus untuk berbagi impian, tetapi juga penghasil kebahagiaan yang jelas dan langsung. Tetapi melakukan hal itu tidak mudah, terutama bagi ekstrovert, yang suka berteman dengan orang banyak, kontak baru, dan keramaian.
Masa pandemi ini adalah waktu yang pas bagi ekstrovert untuk mencoba melakukannya. Studi menunjukkan ekstrovert yang memiliki pertemanan intim dengan ekstrovert lain cenderung mempunyai kebahagiaan yang lebih optimal.
Jadi, orang ekstrovert yang belum memiliki persahabatan mendalam harus menetapkan tujuan selama beberapa minggu dan bulan ke depan untuk memperdalam satu persahabatan sebelum kehidupan kembali normal.
Intinya, melihat dan belajar dari orang-orang yang berbeda dengan diri kita adalah cara bagus untuk menjadi lebih bahagia.