Daging Merah Sebabkan Kanker Usus Besar dan 4 Berita Kesehatan Menarik Lain

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Kamis, 20 Mei 2021 | 21:37 WIB
Daging Merah Sebabkan Kanker Usus Besar dan 4 Berita Kesehatan Menarik Lain
Daging merah, daging mentah. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pembahasan tentang risiko mengidap kanker usus besar yang meningkat akibat konsumsi daging merah menjadi berita kesehatan paling banyak dibaca hari ini, Kamis (20/5/2021).

Ada juga jawaban ahli tentang risiko gagal ginjal karena obat hipertensi hingga tiga tanda infeksi Covid-19 kian memburuk.

Simak rangkuman berita kesehatan menarik lainnya dari Suara.com, berikut ini.

1. Penderita Hipertensi Minum Obat Seumur Hidup Bikin Rusak Ginjal, Benarkah?

Tekanan darah tinggi, hipertensi (Pixabay/McRonny)
Tekanan darah tinggi, hipertensi (Pixabay/McRonny)

Orang dengan penyakit hipertensi kemungkinan harus mengonsumsi obat seumur hidup untuk menjaga tekanan darah tetap stabil. Namun, tak sedikit orang merasa khawatir akan terkena sakit ginjal jika terus minum obat dalam jangka panjang.

Ahli Nefrologi Anak Dr. Eka Laksmi Hidayati, Sp.A., menegaskan, pola pikir seperti itu keliru. Ia menyampaikan bahwa kerusakan organ disebabkan karena komplikasi penyakit hipertensi yang telah akut.

Baca selengkapnya

2. Penyebab Meningkatnya Kanker Usus Besar: Tingginya Konsumsi Daging Merah

Ilustrasi usus, organ dalam tubuh (Pixabay/Elionas2)
Ilustrasi usus, organ dalam tubuh (Pixabay/Elionas2)

Sebuah studi yang diterbitkan Oxford University Press menunjukkan beberapa faktor non-genetik, seperti asupan daging merah yang lebih banyak, konsumsi alkohol yang lebih berat, dan pencapaian pendidikan yang lebih rendah, dapat meningkatkan kanker kolorektal pada orang di bawah usia 50 tahun.

Baca Juga: Beda Covid-19 dan Flu Biasa Serta 4 Berita Kesehatan Menarik Lainnya

Peneliti mengamati peningkatan kejadian kanker kolorektal atau kanker usus besar, terutama pada orang yang lahir sejak 1960-an, sebanyak dua kali lipat dari 1992 hingga 2013 (dari 8,6 menjadi 13,1 per 100.000).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI