Suara.com - Orang dengan penyakit hipertensi kemungkinan harus mengonsumsi obat seumur hidup untuk menjaga tekanan darah tetap stabil. Namun, tak sedikit orang merasa khawatir akan terkena sakit ginjal jika terus minum obat dalam jangka panjang.
Ahli Nefrologi Anak Dr. Eka Laksmi Hidayati, Sp.A., menegaskan, pola pikir seperti itu keliru. Ia menyampaikan bahwa kerusakan organ disebabkan karena komplikasi penyakit hipertensi yang telah akut.
"Sering kalau pasien bertanya, 'kalau ada yang hipertensi apakah kalau minum obat seumur hidup nanti akan merusak ginjal?' Itu adalah mindset yang salah. Jadi yang merusak ginjal, otak, jantung itu adalah hipertensi bukan obatnya. Jadi takut lah pada hipertensinya bukan obatnya," kata dokter Eka dalam siaran langsung bersama IDAI, Kamis (20/5/2021).
Seseorang yang telah terdiagnosa hipertensi tapi tidak rutin minun obat, risikonya dalam waktu lima tahun akan terjadi komplikasi gangguan pada salah satu organ, kata dr. Eka.
Baca Juga: Hasil Studi Baru Sebut Hormon Androgen Membuat Pengobatan Kanker Kian Ampuh
"Salah satu upaya kita untuk membuat organ lain selamat adalah memberikan obat anti hipertensi. Banyak dokter, orang-orang yang tertib minum obat anti hipertensi bertahun-tahun, mereka tidak gagal ginjal, tidak terjadi stroke," ucapnya.
"Memang penelitian sudah membuktikan bahwa obat anti hipertensi penolong untuk mencegah komplikasi. Jika kita tidak dapat mencegah terjadi hipertensi, itu kan pencegaham primer, maka kita lakukan pencegahan sekunder dengan tertib minum obat," tambah dokter Eka.
Akan tetapi tak cukup hanya mengandalkan obat, pasien hipertensi juga tentu harus menjaga pola makan terutama mengurangi asupan garam. Komposisi gizi seimbang dengan kandungan protein, karbohidrat, dan lemak, juga serat tetap dibutuhkan tubuh.