Suara.com - Minum bir dan minuman keras lainnya diketahui memiliki dampak buruk bagi kesehatan jantung, walaupun cuma segelas.
Para peneliti menemukan, mengonsumsi alkohol meningkatkan risiko penyakit filbrilasi atrium alias gangguan irama jantung.
Temuan yang dipresentasikan di American College of Cardiology ini menyebut, gangguan irama jantung ditandai adanya detak jantung yang cepat, yakni sekisar 100 hingga 175 detak per menit.
Menurut ahli jantung dan profesor kedokteran University of California Gregory M. Marcus, MD, orang yang mengalami filbrilasi atrium memiliki beragam gejala.
"Sebagian tidak merasakan apa-apa, tapi sebagian lainnya mengalami sesak napas parah, kelelahan, dan pingsan,” ungkapnya, dilansir Healthshots.
Mirisnya, penyakit ini juga telah memakan biaya kesehatan yang besar, termasuk kunjungan gawat darurat dan rawat inap. Dikatakan, jika tidak ditangani secara tepat, gangguan irama jantung dapat menyebabkan gagal jantung, stroke, dan juga demensia.
"Alkohol adalah salah satu zat yang paling banyak dikonsumsi di dunia, dan masih banyak yang belum kita pahami pengaruhnya. Termasuk risiko di tubuh kita dan jantung kita,” ungkap Marcus.
Dengan menggunakan sensor alkohol yang ditempatkan di pergelangan kaki peserta, peneliti menemukan bahwa peningkatan kadar alkohol 0,1 persen saja dalam 12 jam berisiko meningkatkan potensi mengalami gangguan irama jantung hingga 40 persen.
"Berdasarkan data, kami menemukan alkohol dapat memengaruhi risiko terjadinya filbrilasi atrium dalam beberapa jam setelah dikonsumsi. Semaakin banyak mengonsumsi alkohol, maka semakin tinggi risikonya,” papar Gregory M. Marcus, MD.
Baca Juga: Bikin Volume Otak Menyusut, Riset Ini Bongkar Efek Buruk Minuman Beralkohol
Survei dilakukan kepada 100 pasien usia 64 tahun, mayoritas adalah laki-laki berkulit putih, dengan memiliki riwayat medis, pengobatan, juga kebiasaan gaya hidup yang lengkap.