Muncul Memar di Perut Seperti Ini, Waspadai Penyakit Liver Berbahaya

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Kamis, 20 Mei 2021 | 12:03 WIB
Muncul Memar di Perut Seperti Ini, Waspadai Penyakit Liver Berbahaya
Ilustrasi memar di perut. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Memar pada bagian tubuh tertentu kerap dialami oleh sejumlah orang. Memar atau bekas luka ini lebih sering muncul karena terbentur suatu benda tumpul.

Memar terjadi ketika darah terperangkap di bawah kulit, biasanya karena benturan yang merusak pembuluh darah kecil. Beberapa orang menemukan bahwa mereka mudah memar sehingga mereka tidak ingat penyebab aslinya.

Sementara yang lain mengalami memar besar setelah cedera ringan atau menyadari bahwa memar mereka membutuhkan waktu berminggu-minggu untuk sembuh.

Jika melihat memar yang tidak biasa, itu bisa mengindikasikan hati atau liver dalam masalah dan menuju penyakit hati berlemak. Demikian seperti dilansir dari Express UK.

Baca Juga: 5 Makanan Ini Bisa Bikin Bahagia, Salah Satunya Ikan Berlemak

Ilustrasi memar di bagian perut. (Shutterstock)

Ketika hati seseorang menjadi jauh lebih buruk, produksi protein yang membantu pembekuan darah dapat berhenti. Akibatnya, seseorang mungkin mengalami pendarahan yang berlebihan dan menemukan bahwa memar adalah hal yang sering terjadi.

Seseorang juga bisa menjadi sangat gatal, merasa sangat lelah, melihat bengkak di kaki dan melihat semburat kuning di mata dan kulit. Menguningnya bagian putih mata (atau dikenal sebagai penyakit kuning) adalah tanda penyakit hati berlemak yang berkembang.

Penyakit kuning juga mempengaruhi pewarnaan kulit, memberikan semburat kuning. Jaringan parut pada hati juga dapat menyebabkan sakit perut, atau perasaan kenyang, di sisi kanan atas perut.

Seseorang dengan kondisi ini mungkin mengalami mual, kehilangan nafsu makan atau penurunan berat badan. Banyak orang dengan penyakit kuning juga memiliki urin gelap dan tinja berwarna terang, kata MSD Mutual

Situs kesehatan tersebut menambahkan, perubahan ini terjadi ketika penyumbatan atau masalah lain mencegah bilirubin dikeluarkan dalam tinja, menyebabkan lebih banyak bilirubin dibuang dalam urin.

Baca Juga: Sakit Hati Dicaci Mertua, Pria di Bantul Bacok Istrinya di Hari Lebaran

Bilirubin terbentuk ketika hemoglobin dipecah sebagai bagian dari proses normal daur ulang sel darah merah tua atau rusak. Bilirubin dibawa dalam aliran darah ke hati, di mana ia terikat dengan empedu.

Jika bilirubin tidak dapat dipindahkan melalui hati dan saluran empedu dengan cukup cepat, itu menumpuk di dalam darah dan disimpan di kulit. Hasilnya adalah penyakit kuning. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI